Kesempurnaan Cintamu

Reads
136
Votes
0
Parts
26
Vote
by Titikoma

I Love Adipati Dolken Forever

“Aish, ngapain sih tu cowok make nabrak-nabrak aku segala? Aduh, bisa telat nih aku nyampe di rumah Ivana,” sepanjang perjalanan aku menggerutu sambil melirik jam. Ivana itu rekan kerjaku di sebuah redaksi majalah. Dia juga sahabat baikku sejak SMP. Sekarang ini aku lagi jalan menuju rumah Ivana. Soalnya sudah janjian sama dia mau nonton bareng film Perahu Kertas . Secara dia baru aja beli dvd film tersebut. Ivana emang sahabatku yang paling baik. Dia tahu aja apa yang kusuka. Aku sangat mengidolakan Adipati Dolken, itulho pemeran Keenan di film Perahu Kertas. Yang aku suka dari Adipati Dolken adalah dia mempunyai bibir yang manis banget bikin hati cewek cenat-cenut. Tiba-tiba aku melihat sebuah rumah lumayan mewah dan sangat familiar di mataku. Aku menepuk jidatku sendiri, baru ingat kalau rumah yang di depanku itu rumah Ivana. Wah, alhamdulillah akhirnya sampai juga di rumah Ivana dengan selamat. Ternyata Ivana sudah menyambut kedatanganku di depan pintu. “Hay, Devi. Akhirnya lu sampai juga. Gue kira tadi lu nggak jadi kesini,” ujar Ivana. Ivana memandangiku dengan tatapan heran. “Eh, tunggu wajah lu kenapa bete? Lu dah nggak minat lagi ma Adipati Dolken?” sambung Ivana. Aku menghembuskan napas kesal. Kebiasaan Ivana pertanyaan satu belum di jawab eh nanya lagi. “Nggak mungkin lah gue ngebatalin janji buat nonton ayang Adipati Dolken.” jawabku datar. “Terus kenapa lo telat?” tanya Ivana lagi. “Tadi gue di jalan ditabrak sama cowok. Bla-bla ...” aku menjelaskan panjang lebar ke I vana tentang kronologis kejadian peristiwa tabrakan tadi. Wajah Ivana berubah jadi cerah seperti abis dapat vocher belanja. Ia juga senyum-senyum sendiri. Aduh, aku jadi bingung Ivana kenapa coba? Aku menyentuh jidat Ivana tapi nggak panas tuh.  Ivana menepis tanganku dari jidatnya, “Lu apa-apaan sih? Gue nggak sakit kali.” Ivana memanyunkan bibirnya. Aku terkekeh geli abis Ivana kalau sudah manyun lucu. Bibirnya itu mrip ikan louhan. “Abis lo juga sih senyum-senyum sendiri nggak jelas.” sanggahku. “Gue kan senyum-senyum sendiri kan karena bahagia.” “Bahagia kenapa lo?” Bahagia karena sahabat gue akhirnya bertemu dengan jodohnya.” “Sahabat lo? Siapa?” “Ya, lo lah! Siapa lagi coba sahabat gue?” “Loh kok gue? Emang siapa jodoh gue?” tanyaku bertubi-tubi. Aku semakin bingung. Ivana sih kalau ngomong nggak langsung intinya aja. “Jodoh lo itu ya cowok yang nabrak lo tadi.” Mataku langsung melotot. Tangan kananku menjiak kepala Ivana. Abis sembarangan aja kalau ngomong. Ucapan kan bisa jadi doa. Ih, amit-amit kalau ucapan Ivana jadi kenyataan. Ivana mengelus-elus kepalanya. “Apa-apaan sih lo Dev, sembarangan aja jitak kepala orang! Sakit tahu!” gerutu Ivana. Bibirnya tambah manyun. Sayang aku lupa bawa HP. Kalau bawa kan bisa memotret wajah Ivana yang lagi manyun. “Lo tuh yang apa-apaan. Ngomong seenaknya aja. Ucapan adalah doa. Amit-amit gue jodoh sama cowok yang nabrak gue tadi. Nih ya gue kasih tahu, pokoknya I Love Adipati Dolken forever.” “Yakin, Love Adipati Forever? Rifky mau lo kemanain? Rifky buat gue aja boleh gak?” celetuk Ivana. Yang tadinya bibir Ivana manyun sekarang malah tersenyum jahil. Ish, Ivana makin menyebalkan aja. “Ya, udah deh love Adipati Dolken and Rifky Forever.” Aku menelan ludah. Apa yang aku ucapkan barusan? Love Adipati and Rifky forever? Hatiku sendiri nggak yakin bahwa akan mencintai Rifky selamanya. Secara hubunganku sama Rifky sampai sekarang nggak jelas  mau dibawa kemana. Sanggupkah aku bertahan dengan hubungan yang tidak pasti? Ivana mengibaskan tangan kirinya di depan wajahku. “Woy, ngelamun aja lo! Lagi mikirin apa sih?” teriak Ivana. “Eh, copot ... eh copot,” latahku mulai keluar. Aku mengelus dada. Untung jantungku nggak cepat. Dasar Ivana sudah tahu aku orangnya latahan malah dikagetin. “Tuh kan melamun lagi. Lagi mikirin apa sih?” tanya Ivana lagi. “Nggak mikirin apa-apa kok.” “Jadi nggak nih nonton film Perahu Kertas-nya?” “Ya jadi dong! Gue kan sudah kangen banget sama ayang Adipati Dolken.” Ivana pun masuk ke rumahnya. Sedangkan aku mengikuti langkahnya dari belakang. Ya, sudahlah. Memikirkan Rifky nggak ada habisnya, cintaku sama dia kan tiada akhir alias gantung. Mending sekarang aku nonton film Perahu Kertas dulu.


Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices