
by Titikoma

Mirip Adipati Dolken?
Kuhembuskan napas dalam hidup
Indah kesunyian dalam mimpi
Diamku seribu bahasa
Diamku menyimpan perih
Mulutku bisa berkata, aku bisa hidup tanpamu
Tapi dalam hati aku teriak
Teriak tiada henti
Aku menangis dalam kepedihan
Kesunyian yang selalu menemaniku
Aku lelah hidup dalam kesunyian
Inginku melepaskannya
Namun aku tak sanggup
Kini aku hanya bisa pasrah menerima semua ini
Kuyakin hari esok kan ada cahaya yang menerangi hidupku
Kata demi kata telah kurangkai menjadi sebuah puisi. Nggak tahu kenapa sejak putusan sama Rifky, aku jadi suka banget menulis puisi di laptop kesayangan. Abis mau gimana lagi bawaan hati yang lagi galau ingin menangis terus. Hidupku hampa tanpa Rifky. Selama ini dia lah semangat hidupku. Padahal sudah 3 hari pasca putusannya tapi tetap saja semangatku belum muncul Untung bos besar tempatku bekerja baik hati dan pengertian sama karyawannya jadi aku diijinkan cuti. Percuma juga kerja kalau pikiran nggak konsen. Pikiranku hanya tertuju di Rifky. Ah, kenapa sih harus Rifky orang yang aku cintai? Baru aja saja aku merasa bahagia dengannya eh sudah harus terpisah lagi. Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia Hapuslah memoriku tentangnya. Hilangkanlah ingatanku jika tentang dia Kuingin lupakannya. Aku teringat lirik lagu Geisha berjudul Lumpuhkanlah Ingatanku. Liriknya dalam dan sesuai dengan apa yang aku rasakan. Andai Tuhan bisa mengabulkan permintaan dengan cepat maka aku akan minta 2 permohonan. Permohonan pertama aku ingin agar Tuhan menghapus semua tentang Rifky dari otakku dan yang kedua aku ingin cinta di hati dipindahkan ke orang yang mencintaiku. “Hay, Devi. Gue dating nih. Lo pasti kangen sama gue kan? Sorry, gue baru bisa dating soalnya gue banyak kerjaan dari bos.” Terdengar suara cempreng seorang cewek. Dari suaranya aku tahu banget pemiliknya adalah Si Ivana. “Dev, gue dating kok lo nggak nyambut sih? Bete tau! Rasanya itu seperti sahabat yang tak dianggap.” “Abis siapa suruh dating ke sini? Datang di saat yang nggak tepat pula. Aku kan lagi pengen sendiri,” gerutu dalam hati. Kalimat itu urung kuucapkan. Takut Ivana marah. Biar bagaimanapun Ivana sahabatku. Dia yang selama ini selalu ada buat aku di saat suka maupun duka. “Sorry, Van. Gue lagi sibuk mengetik puisi di laptop,” jawabku seadanya. Itupun aku paksakan ngomongnya. “Sejak kapan lo suka nulis puisi? Sini biar gue lihat puisinya!” Ivana merebut laptop kesayanganku. Ya, sudah aku biarkan aja dia membaca puisi yang kuketik di laptop. Aku nggak mau rebut balik. Kalau rebutan, bisa-bisa laptopku pecah. Mata Ivana melotot ketika dia melihat layar laptopku. “Segitunya ngeliatin puisi gue? Puisi gue keren kan?” tanyaku. “Bukan itu, dodol. Gue itu melotot karena bingung aja hari gini masih menulis puisi galau? Capek deh!” ujar Ivana. Ia menepuk jidatnya sendiri. “Kalau lo bikin puisi galau kayak gini yang ada lo makin mewek. Mending lo main android aja.” “Android siapa coba? Lo kan tahu gue masih make hp jadul.” “Kalau soal itu lo nggak usah khawatir, gue dah nyiapin semuanya. Nih, coba liat!” Ivana mengeluarkan sebuah kotak berwarna putih dari kantong plastic yang ia bawa. “Nih, gue sudah beliin android paling keren buat lo. Gue yakin android ini bisa kembali membangkitkan semangat hidup lo.” ia menyambung perkataannya dengan mantap. Ivana mengeluarkan isi di kotak itu. Dan ia menyerahkan isinya kepadaku. Mataku terbelalak melihat android paling mahal dan keren ada di tanganku. Aku mengembalikan android mahal itu ke Ivana lagi. “Sorry, Van. Gue nggak bisa menerima android mahal ini.” Ivana menolak, ia punmengelus pundakku. “Dev, android ini gue beli khusus buat lo. Anggap aja hadiah dari gue. Gue itu sedih liat lo kehilangan semangat hidup, makanya gue beliin android ini karena gue yakin android ini bisa mengembalikan semangat hidup lo.” “Van, lo kan tahu sendiri semangat hidup gue kan Cuma ada di Rifky.” “Adipati Dolken juga jadi semangat hidup lo kan?” tanyanya balik. Dahiku berkerut. Makin nggak mengerti apa yang diucapkan Ivana. Abis omongannnya ke sana kemari. “Semangat hidup? Android? Adipati Dolken? Apa hubungannya coba? ” tanyaku bertubi-tubi. “Aduh, Devi lo cantik-cantik ternyata OOT. Daritadi gue cuap-cuap eh lo nggak nangkap-nangkap apa yang gue maksud. Huft …” Ivana menghela napas sejenak. “Gini lho Devi sayang, lo kan tahu android ini itu aplikasinya lengkap banget salah satunya we chat. Nah, gue yakin we chat bisa mengembalikan semangat hidup lo lagi.” Aku mengangguk mendengar penjelasan Ivana. Sekarang aku mengerti arah pembicaraan Ivana. Pasti dia ingin aku mencari cinta di we chat. Cinta? Ahh, malas. Aku sudah mati rasa sama yang namanya cinta. “Mana mungkin sih gue bisa jatuh cinta lagi sama cowok? Hati gue Cuma ada 1 dan itu sudah diambil Rifky,” jawabku dengan nada sedih. “Lo masih cinta sama Adipati Dolken kan?” Tanya Ivana. Mataku mendelik kearah Ivana, “Hah? Adipati Dolken? Emang Adipati Dolken bisa main we chat juga?” tanyaku heran. “Kalau Adipati Dolken yang asli sih nggak ada. Tapi kalau orang yang mirip Adipati Dolken sih baru ada di we chat.” “Adipati Dolken itu original unlimited, nggak mungkin ada miripannya,” ujarku tak percaya dengan apa yang dikatakan Ivana. Ivana mengotak-atik android yang ia bawa tadi. Aku sendiri nggak tahu apa yang dilakukannya. Sesaat kemudian dia kembali menyerahkan android itu kepadaku. “Kalau lo nggak peercaya, nih lihat sendiri foto profil cowok yang akun we chat-nya bernama Revando!” Aku penasaran, kucoba lihat foto profil cowok yang Ivana maksud. Begitu melihat fotonya mataku langsung melotot. OMG, matanya, hidungnya, bibirnya bahkan rambutnya mirip banget sama Adipati Dolken. Bedanya itu Revando memiliki tahi lalat dekat bibir, Adipati Dolken nggak punya. Aku menggaruk-garuk kepala yang nggak gatel. Makin tambah bingung. Kok bisa ya ada orang yang mirip banget sama Adipati Dolken? Padahal kan Adipati Dolken nggak punya saudara kembar. “Sekarang lo percaya kan dengan perkataan gue?” ujar Ivana sedikit bangga. Aduh, aku jadi nggak enak sempat meragukan perkataan Ivana. Cepat-cepat aku minta maaf sama dia, “Sorry, ya Van. Tadi gue sempat nggak percaya ma lo. Lo nggak marah kan sama gue?” “Mana mungkin sih gue bisa marah sama lo? Lo kan sahabat gue yang paling baik. Kalau sama Revando lo maukan menjalin cinta lagi? Perlu lo ketahui Dev, gue melakukan ini karena ingin lo bahagia dan nggak mewek lagi.” Aku memeluk Ivana erat. Terharu dengan apa yang dilakukan Ivana kepadaku. Dia memang sahabat yang paling baik. Dia juga sangat mengerti dengan apa yang aku inginkan. Aku nggak boleh mengecewakan Ivana. Nggak ada salah juga kan membuka hati untuk pria selain Rifky? Apalagi membuka hati sama Revando? Dia kan benar-benar seperti apa yang aku inginkan. Tak ada rotan akarpun jadi. Nggak bisa dapatkan cinta Adipati Doken yang asli, dapatkan cinta Adipati Dolken KW2 juga nggak masalah.