Kesempurnaan Cintamu

Reads
138
Votes
0
Parts
26
Vote
by Titikoma

Aku Bahagia

“Revando, ayo dong balas chat dari gue!” ujarku kesal sendiri. Sudah setengah jam aku menunggu balasan chat dari Revando tapi nggak dating juga. Tadi ia mengajak ketemuan pas aku menyanggupi ajakannya, di malah nggak balas lagi. Huft, menyebalkan! Hoamm…! Aku menguap. Mataku mulai mengantuk. Sekarang sudah jam berapa sih? Kucoba melirik jam yang menempel di dinding kamarku. Ternyata jarum jam telah menunjukkan pukul 12 malam tepat. Wah, cepat banget berlalu. Nggak terasa sudah 2 jam lebih aku chat sama Revando di we chat. Abis Revando kalau chat nggak pelit kata-kata dan asyik diajak ngobrol. Aku jadi betah chat sama dia. Jam segini pasti dia sudah ada di alam mimpi makanya nggak balas chat aku lagi. Ya, sudahlah aku juga mulai mengantuk. Mau menyusul dia ke alam mimpi juga. Ya dengarlah sayangku aku mau kau jadi kekasihku Ya sambutlah cintamu berbagi kisah kasih berdua Lagu Sm*Sh berjudul Kisah Romantis mengalun indah di telingaku. Lagu itu pula yang membuyarkan seluruh mimpi indahku. “Aduh, siapa sih yang pagi-pagi nelpon aku? Ganggu aku tidur aja!” gerutuku. Dengan mata terpejam tanganku meraba-raba mencari HP. Tak berapa lama HP telah berhasil kugenggam. Cepat-cepat menekan tombol Answer. Aku sudah hapal pencetan tombol HP jadi tanpa melihat pun aku tahu letak tombol answer. “Halo, dengan siapa dan dimana?” tanyaku ramah pada orang yang menelpon. Kebiasaanku dari dulu kalau angkat telpon pasti hal pertama aku tanyakan adalah siapa dan dimana. Kadang kalau Ivana yang menelponku pun ditanyain seperti itu juga. “Halo juga cantik. Lagi bangun tidur ya?” orang yang menelponku malah nanya balik. Biasanya aku paling sebal kalau ditanya malah nanya balik. Mulutku langsung ngomel detik itu juga. Tapi yang menelponku ini beda dari yang lain. Deg! Darahku berdesir lebih cepat dari ujung kaki ke ujung kepala. Suaranya itu lho bikin aku cenat-cenut. Kuurungkan niat untuk mengomel kepadanya. “Halo, maaf kamu siapa ya?” tanyaku sekali lagi. Kalau kali ini ditanya nggak jawab juga atau bahkan tetap balik nanya baru deh jurus andalanku keluar yaitu mengomel sampai puas. “Oh iya aku lupa. Aku Revando teman di we chat kamu, kamu ingatkan? Maaf ya tadi malam aku nggak balas chat kamu di we chat. Soalnya aku sudah ketiduran,” jawabnya. Mataku melebar ketika orang yang menelpon bilang bahwa dirinya Revando. Antara percaya dan tidak. Ini mimpi nggak sih? Aku mencubit pipi sendiri. “Aw,” jeritku. Ya, aku merasakan sakit. Berarti bukan mimpi dong? “Dev, kamu kenapa? Kamu lagi sakit?” tanyanya dengan panic.  “Nggak apa-apa kok. Tadi ada kucing gelitiki aku, hehehe …” ujarku bohong. Nggak mungkin aku cerita hal sebenarnya. “Kamu ada-ada aja. Kamu serius menerima ajakanku untuk ketemuan?” “Kamu sendiri serius nggak ngajakin aku ketemuannya?” Aku sekarang ketularan dia, kalau ditanya malah nanya balik. Biar dia tahu rasanya digituin. “Kalau aku sih serius pake banget malah. Tapi aku takut kamu kecewa bertemu denganku.” Mendadak hatiku jadi nggak karuan setelah mendengar ucapan Revando yang terakhir. Jangan-jangan Revando itu Cuma memasang foto Adipati Dolken, aslinya itu dia cowok jelek, botak, hitam, dekil, dan banyak anting di wajahnya. Berbagai pikiran buruk menyerang otakku. Aku jadi merinding sendiri ngebayanginnya. “Aku kecewa kenapa?” “Ada deh, nanti kamu juga tahu.” Ih, Revando menyebalkan. Sok misterius banget sih! Dia bikin aku makin penasaran aja. Tiba-tiba telepon terputus. Aku kaget. Kulihat layar HP, batrainya masih banyak tuh. Kesalahan terletak di sinyal. Sinyal nggak bisas lihat aku bahagia. Drrrt … Drrrt! Hp-ku bergetar. Aku melihat layar HP, ternyata ada 1 pesan diterima. Langsung deh klik open. From : 08896765 Sorry, ya Devi cantik tadi telponnya mati mendadak soalnya pulsaku habis. Hehehe … Aku tunggu kedatanganmu nanti sore ya. Aku nanti sore mengenakan kemeja lengan panjang warna biru ya Huwaaa … aku nggak sabar pengen cepat sore. Pengen segera ketemu sama pangeranku. Biarpun nanti kenyataannya Revando itu nggak mirip sama Adipati Dolken aku nggak masalah kok. Soalnya aku sudah merasa nyaman sama dia. Jarang lho ada cowok yang nyambung sama otakku.  Aku melirik jam yang tertera di layar HP. Huft, masih jam delapan pagi. Tidur lagi ahh, mumpung masih cuti. Mau menyambung mimpi indah yang tadi sempat terputus. Berharap pas bangun ntar sudah sore.  Warung bakso Pak Bambang, tempatku berada saat ini. Ya, aku janjian sama Revando di tempat ini. Sebenarnya aku malas banget dating ke tempat ini soalnya tempat menyimpan sejuta kenangan. Kenangan baik ataupun buruk. Pertama kali ketemu sama Rifky di sini, putusan sama dia pun di sini juga. Tapi mau gimana lagi hanya tempat ini yang paling romantic dan dekat dengan kosanku. Aku celingak-celinguk mencari pria memakai kemeja kotak-kotak warna biru. Tiba-tiba mataku tertuju pada meja bernomor 5. Di meja itu ada pria memakai kemeja kotak-kotak berwarna biru. Tapi dilihat dengan saksama pria itu seperti bapak-bapak umur 40 tahun, badannya besar. “Masa sih cowok di meja nomor 5 itu Revando? Kalau emang benar, aku ogah nyamperin dia. Apa kata dunia kalau aku pacaran ma bapakbapak?” batinku. Aku pun memutuskan untuk pulang saja. Tapi begitu aku membalikkan badan, aku melihat ada cowok di depan pintu memakai kemeja kotak-kotak berwarna biru. Cowok yang di depan pintu itu mata, hidung, bibir bahkan rambutnya mirip banget sama Adipati Dolken. Tapi memang sih ada 1 hal yang membuatku sedikit kecewa. Cowok itu memakai tongkat, kakinya yang sebelah kiri seperti amputasi. “Mungkinkah dia Revando? Jika memang benar, aku takkan memerdulikan kekurangan fisiknya. Aku akan menerima dia apa adanya. Yang penting dia masih muda,” ucapku mantap. Cinta kata orang aku jatuh cinta kepada dirimu Cinta sampai tergila-gila Lagu Ungu berjudul Mabuk Kepayang mengalun indah di HP kesayanganku. Lagu itu merupakan nada dering untuk panggilan Revando. Aku meraih Hp yang ada di tas. Di layar HP tertulis nomor 08976588 calling … Aku menekan tombol answer. “Halo,” ucapku ramah. “Halo, Dev. Aku sudah ada di depan pintu café bakso pak Bambang nih, kamu ada dimana?” jawabnya. Deg! Benar dugaanku cowok yang memakai tongkat di depan pintu kafe itu adalah Revando. “Revando!” teriakku. Aku juga melambaikan tangan. Seketika Revando menoleh ke arahku. Ia pun menghampiriku.  Kini aku dan Revando duduk di meja nomor 2. Aku melambaikan tangan untuk memanggil pelayan kafe bakso ini. Tak lama pelayan pun menghampiri kami. Lalu aku memesan bakso babat special. Revando juga memesan makanan yang sama denganku. Sambil pelayan datang mengantar makanan aku dan Revando berbincang-bincang. “Dev, maafin aku. Aku telah mengecewakanmu. Aku tak seperti apa yang kamu harapkan,” ucap Revando dengan nada sedih. “Iya, nggak apa. Kamu sudah datang aja, aku dah bahagia,” jawabku. Aku melemparkan senyum paling manis ke Revando. “Lalu gimana hubungan kita? Kamu masih mau kan berhubungan ma cowok cacat sepertiku?” “Aku dah terlanjur cinta ma kamu. Aku tak peduli kekurangan fisikmu. Yang penting kamu setia selamanya denganku,” ujarku. Aku segera menutup mulutku. Sumpah, aku keceplosan. Kok aku bisa bilang cinta sih sama Revando? “Benarkah kamu mencintaiku? Kamu nggak malu punya cowok cacat?” “Ngapain harus malu? Justru aku bangga punya cowok sepertimu soalnya kamu cowok yang kuat menghadapi cobaan. Boleh tau gak kakimu diamputasi karena apa?” “Karena kecelakaan setahun yang lalu. Ayahku meninggal saat kecelakaan. Hanya aku yang masih hidup,” wajah Revando terlihat sedih. Hatiku jadi iba mendengar ucapannya. Tapi aku mencintai karena merasa nyaman dengannya bukan karena kasihan. Lagipula fisik Revando nggak terlalu mengecewakan, wajahnya sama seperti di foto profil akun we chat-nya mirip Adipati Dolken. “Maaf ya. Aku nggak tahu.” “Iya gak apa. Oh ya berarti sekarang kita resmi jadian ya?” Aku mengangguk. Revando tersenyum bahagia. Ia menggenggam tanganku. Jujur, hari ini aku sangat bahagia. Akhirnya aku menemukan pengganti Rifky dalam waktu yang sangat cepat. Mirip Adipati Dolken pula. Benar kata orang cyber be really. Cinta dunia maya bisa menjadi kenyataan. Kini aku sendiri yang mengalaminya.


Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices