kesempurnaan cintamu
Kesempurnaan Cintamu

Kesempurnaan Cintamu

Reads
139
Votes
0
Parts
26
Vote
by Titikoma

Epilog

Mataku kembali terbuka. Pemandangan yang kulihat pertama kali bukan taman yang sangat indah dan wanita-wanita yang berparas jelita dengan kecantikan yang luar biasa sempurna, dengan mata-mata mereka yang jeli, lebar, dan berbinar melainkan langit-langit serta semua serba putih. Dimana aku? Apakah aku sudah berada dalam surge? Tiba-tiba bau obat menusuk indera penciumanku. Masa di surge ada obat? Kalau di surge kan abadi, nggak ada yang sakit-sakitan lagi. Sesaat aku sadar, aku berada di rumah sakit bukan di surge. Pertanyaannya siapa yang membawaku ke sini? Seingatku, sebelum bunuh diri pintu kukunci dan di kos pun lagi sepi nggak ada orang. Tanpa sengaja tanganku menyentuh sebuah kulit. Aku menoleh ke samping. Astaga! Dimas sedang tidur dalam posisi duduk. Ketiga kalinya Dimas jadi pahlawan di hidupku. Rasa bersalah pun menyelimuti hatiku. Ya, aku sama sekali nggak pernah melihatnya dan selalu menolak cintanya. Padahal Dimas lah yang selalu ada untukku terutama saat aku memerlukan pertolongan. “Dim…” Aku memanggil Dimas lirih. Mata Dimas pelan-pelan terbuka. Aku tersenyum manis. “Devi, Alhamdulillah akhirnya lo sadar juga. Sumpah, gue khawatir banget. Gue takut lo ninggalin gue.” Dimas berbicara tiada henti. “Oh, ya Dev lo tunggu di sini sentar gue manggil dokter dulu buat memeriksa lo,” ujar Dimas lagi. Ketika Dimas berdiri dan hendak melangkahkan kaki aku menahan tangannya seraya menggeleng kecil. “Nggak usah Dim! Yang aku perlukan saat ini bukan dokter tapi kamu.” Dahi Dimas berkerut, “Maksudmu Dev?” “Aku ingin kamu yang selalu di sampingku untuk selamanya. Masih ingin aku jadi istrimu?” “Ya, masihlah. Hanya kamu yang aku cintai dan aku inginkan jadi istri.” “Kalau gitu kamu bisa nggak melamarku lagi?”  “Sekarang?” “Tahun depan.” Dimas cengengesan. Ia pun menggenggam tanganku. “Devi Anggraini, di rumah sakit ini akan menjadi saksi cintaku sama kamu. Dev, will you merry me?” “Ya, aku mau jadi istri Adipati Dimas. Dim, maafin aku ya selalu menolak cintamu. Aku terlalu sibuk mengejar cinta yang jauh dan sesuai keinginan sampai-sampai cinta yang ada di depan mata kuabaikan. Sekarang aku hanya ingin cinta yang dapat menyempurnakan hidupku. Aku yakin cintamu mampu melakukannya.” “Nggak apa-apa kok yang penting sekarang kamu sudah mau jadi istriku. Makasih ya Dev. I will always love you.” “Dim, jangan pernah mengatakan I will always love you tapi katakanlah Insya Allah, aku akan mencintaimu selamanya. Sebab Allah mampu membolak-balikkan hati manusia dalam sejenap.” Aku memang kecewa nggak jadi masuk surge. Tapi rasa kecewa tergantikan oleh rasa bahagia. Bahagia telah menemukan cinta sejati. Aku sadar, Tak ada manusia yang sempurna. Namun seseorang akan terlihat sempurna ketika dia mencintaiku dengan tulus. Orang yang mencintaiku adalah Dimas, semoga cintanya abadi untuk selamanya. Cintamu adalah cahayaku Cahaya yang selalu terangi hidupku Kubahagia karena telah memilikimu Hidupku terasa sempurna Karena telah menemukanmu sebagai cinta sejatiku Takkan kusiakan ketulusan cintamu Dan takkan kunodai arti cinta yang kau beri Aku melantunkan sebuah puisi untuk Dimas. Dimas tersenyum manis. “Udah, deh nggak usah sok romantic. Lebih baik kamu istirahat dulu aja.” “Ciyeee … yang habis lamaran. Kapan nih nikahannya?” ucap Ivana yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamar rumah sakit. “Ivana, sejak kapan kamu berdiri di situ.” “Sejak dari tadi?” “Kok aku nggak lihat kamu sih?” “Ya, iyalah aku nggak kelihatan. Kalian kan lagi asyik bermesraan. Dunia bagai milik kalian berdua. By the way any way busway kapan nih kalian meresmikan hubungan alias meried?” “Doain aja. Jika memang Dimas tercipta untukku, insya Allah cinta kami akan bersatu dalam ikatan suci sebuah pernikahan.” 

THE END


Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices