mauren, lupakan masa lalu
Mauren, Lupakan Masa Lalu

Mauren, Lupakan Masa Lalu

Reads
90
Votes
0
Parts
12
Vote
by Titikoma

Mimpi Buruk Itu Tidak Ada

Nico menemani Mauren di sela-sela kesibukannya syuting dan pemotretan untuk mendatangi dan melakukan tanda tangan perjanjian kerja sebagai ambasador kosmetik Maharani. Baru Mauren sadar kalau berpacaran dengan Nico tidak bisa setiap saat dekat dengannya, sebagai model dan artis yang mempunyai jam kerja tinggi Nico harus pintar membagi waktunya. “Baru mau sebulan kamu terjun ke dunia model sudah ada tawaran jadi ambasador, selamat ya Mauren semoga ini menjadi awal kesukesan kamu. Aku hanya bisa mendukung karirmu yang mulai,” Nico berkata tulus setelah Mauren selesai menandatangani untuk kontrak selama setahun dengan perusahaan kosmetik Maharani. “Terima kasih ya, aku sendiri merasa amazing sepertinya aku menemukan diriku yang berbeda tapi aku senang sepertinya ini bukan mimpi buruk. Mimpi buruk itu tidak ada! Aku tadinya kesal dan dendam gara-gara kamu! Aku harus berubah, tapi Salsa sahabatku juga menyarankan agar aku mengambil kesempatan ini. Sepertinya memang jalan kita rahasia Tuhan ya Nico ...” Mauren berkata bijaksana, mencoba menurunkan ego dan mengakui kalau dia sempat sangat kesal pada Nico yang membuat terjerumus untuk menjadi wanita modis dan bahkan sekarang dia memulai sebuah dunia model dengan menerima menjadi ambasador kosmetik produk dalam negeri. “Saranku kita jalani yang telah Tuhan kasih sebagai kepercayaan, aku bukan orang yang sempurna. Bertahun-tahun aku jatuh bangun di dunia entertainment dari berbagai godaan, cobaan, fitnah, persaingan, dan penghargaan ... aku coba selami semuanya dan aku sadar aku masih banyak kelemahan sehingga pernah juga terjatuh. Tapi aku bersyukur Tuhan masih mengingatkan aku untuk selalu memperbaiki kesalahan. Mauren aku sudah lelah sendirian separuh waktuku yang lalu pernah terlewati dengan beberapa hati tapi semuanya kandas ...” Nico seperti menerawang jauh. Mauren berusaha mencerna apa yang barusan Nico ungkapkan, tapi belum mengerti sepenuhnya. Biarkan waktu yang berbicara dan menunjukan cinta itu ada.  Dan waktu berjalan begitu cepat, waktu pembukaan mall Citra tinggal tiga hari lagi latihan tidak hanya dilakukan Rabu dan Jumat tapi sekarang setiap hari. Untung pemotretan untuk produk Maharani dilakukan setelah acara fashion show pembukaan mall Citra. Mauren tidak bisa lagi ngumpul banyak dengan sahabat-sahabatnya seperti sebulan lalu, sekarang dia bagai kejar-kejaran dengan waktu. Mauren sudah janji tidak akan melalaikan kuliahnya maka di sela-sela kesibukan latihan bila ada jam istirahat dia memilih membaca diktatdiktat kuliahnya. Padahal ada tiga pasang mata cewek yang sangat sebal melihat kelakuan Mauren yang mereka anggap sok pintar mentang-mentang anak kuliahan dia kemana-mana bawaannya buku. Tapi ada satu pasang yang cewek yang diam-diam selalu mengaguminya juga. Sepasang mata Marita. Om Roki juga tidak lagi memarahi dirinya bahkan cenderung agak cuek, sepertinya Mauren telah melakukan kesalahan yang tidak dia lakukan dengan sengaja sehingga Om Roki enggan menyapanya. Ini terasa sekali saat Nico terang-terangan selalu bersikap hangat padanya, setelah itu Om Roki akan memandangnya cuek dan sinis. Sepertinya Mauren dianggap telah mengambil perhatian Nico yang biasanya konsentrasi terhadap setiap permintaan Om Roki. Jelas kalau tiga icon Ratna modeling juga tidak suka padanya, tapi Mauren bersikap cuek. Dia merasa tidak melakukan hal yang merugikan mereka jadi Mauren memilih diam dan tetap belajar diktat-diktat kuliah menjadi pilihannya bila ada kesempatan untuk istirahat. Daripada ngerumpi nggak jelas dan Mauren juga nggak tertarik untuk exist maka dia juga tidak berusaha mencari banyak teman agar tahu banyak. Nico sudah memberi masukan banyak kalau merasa tidak nyaman dengan perilaku atau tingkah model lain tidak usah dipaksakan apalagi mencoba ikut-ikutan, just be your self! Itulah yang Nico tekankan maka Mauren setuju untuk tetap menjadi dirinya sendiri,  Hari Sabtu yang cerah, acara pembukaan mall Citra dilakukan siang hari. Sudah banyak pengunjung baik undangan atau para pengunjung mall baru grand opening yang berjubel di weekend. Om Riki sudah ribut dengan komandonya, agar para model berdandan cepat-cepat dengan group perias yang dipimpin Mbak Martha. Jantung Mauren berdetak cepat, ini adalah pengalaman pertama kali tampil untuk fashion show. Dirinya merasa asing dengan keramaian di balik layar, tapi bagaimanapun harus bisa beradaptasi. Semua sibuk dengan dirinya sendiri dan beberapa yang akrab saling bantu memasang aksesoris. Tiba-tiba Marita menyapanya, “Ada yang mau aku bantu Mauren?” “Oh nggak Mar cuma aku agak nervous aja, ini pengalaman pertama jadi yah hehe begini ya ternyata kehidupan model saat mau pentas di belakang panggung,” Mauren bicara agak terbata-bata. Ada yang terasa aneh dari tatapan Marita yang seperti menelanjanginya. Mauren tersadar baju pembukaan yang dipakainya memang agak rendah belahan dadanya, sebenarnya dia juga agak risih tapi tidak ada pilihan. Om Roki paling tidak suka kalau anak buahnya memilih-milih baju sendiri dan mencela rancangannya. Bisa-bisa dikeluarkan dan tidak diberi job lagi. Mauren sedikit banyak sudah diberitahu juga oleh Marita jangan suka menolak apa yang telah Om Roki tentukan daripada urusannya panjang. Jadi Mauren ikuti saja aturan main yang sudah berlaku selama ini. “Yah pokoknya kamu ingat-ingat ini akan jadi kenangan tak terlupakan, jangan lupa semua aksesoris yang harus dipakai disiapin dengan baik dan terpisah soalnya nanti semua akan sibuk sendiri-sendiri dan tidak saling peduli. Pas model lain tampil kita ganti baju untuk persiapan tampil selanjutnya dan begitu seterusnya. Ingat-ingat kapan kamu maju! Jangan sampai membuat berantakan ya! Good luck!” Marita menyemangati Mauren yang menganggu-angguk. “Mana nih Boy kok belum muncul ya? Padahal aku akan tampil pasangan dengan dia di sesi pakaian untuk resepsi!” Sembari dirias Mauren mencoba mencari Boy yang pada tampilan kedua belas harus jalan berpasangan. “Aduh Si Boy mendadak sakit lagi ...” tiba-tiba Om Roki masuk ke ruang rias dengan panik, Nico di belakangnya sudah rapi dengan wajahnya disapu bedak tipis. Mauren geli melihat Nico yang harus berias juga ternyata untuk tampil, dari tadi dia penasaran ingin liat Nico karena model cowok yang lain sempat Mauren liat dirias oleh crew-nya mbak Martha. Tapi kata mbak Martha Nico udah rias paling awal soalnya dia bantui mamanya dan Om Roki mempersiapkan detail baju-baju yang akan dipakai para model di tempatnya. “Ok semua cek ulang, semua udah dikasih nama dan udah diatur di kamar ganti sebelah. Setelah rapi berdandan kalian cek baju masing-masing! satu setengah jam lagi kita tampil!” Om Roki tampak sangat sibuk. Mauren tersenyum saat Nico hanya sempat mengedipkan satu matanya. “Mama benar aku harus mengenal dunia lain dunia yang merubah aku menjadi cewek dan ternyata aku tidak terlalu jelek juga jadi cewek,” seru riang hati Mauren. Penampilan perdana dirinya yang mendebarkan seumur-umur Mauren harus lengkap tampil dengan make up, jalan ala peragawati dan Mauren harus tampil semaksimal mungkin. Ini pertama kali membuktikan pada mama kalau dirinya bisa tampil seperti gadis yang mama harapkan. “Nico kamu gantiin Boy ya, dia bilang semakin sakit perutnya!” Om Roki agak panik karena Boy yang seharusnya kebagian memeragakan lima kali baju rancangan dia,termasuk baju santai berpasangan dengan Mauren,ternyata diare dari semalam dan sampai siang waktunya tampil semakin lemas. Acara pembuka dimulai dengan munculnya semua peragawati bersamaan lalu blocking masing-masing dan mulai satu persatu atau berpasangan sesuai urutan yang telah diatur oleh Om Roki. Semua sibuk dengan tampilan masing-masing, Mauren agak kaget juga melihat para peragawati yang satu kamar ganti dengan cekatan membuka baju ganti lalu memakai baju yang selanjutnya akan diperagakan tanpa banyak omong. Semua sepertinya sudah sistematis dengan mempersiapkan aksesoris dengan teliti langsung pakai dan sepatu juga sudah dipasang-pasang. Mauren berdebar tapi setelah berjalan di panggung catwalk dan puluhan pasang mata memandangnya sepertinya sangat kagum kepercayaannya timbul dan tidak ada rasa grogi. Mulai dia juga harus bisa bergerak cepat seperti yang lainnya langsung ganti baju untuk penampilan kedua setelah ramai-ramai. Ini penampilan dengan jalan sendirian memeragakan baju santai di urutan ke lima. Setelah selesai dia akan maju lagi di urutan kedua belas dan terakhir urutan ke tujuh belas. Nico juga sibuk tapi masih sempat memperhatikan Mauren dan yakin kalau Mauren mulai bisa mengikuti cara kerja fashion show di pengalaman pertama. Sampai pada saatnya penampilan yang sepasang untuk baju santai, Boy digantikan dengan Nico. Mereka keluar bersamaan, banyak yang menatap kagum pada Nico dan Mauren. Nico dengan tinggi hampir 180 cm bisa mengimbangi Mauren dengan tinggi 170 cm masih ditambah dengan sepatu high heel setinggi 7 cm-an. Mauren melangkah dengan tenang dan percaya diri di samping Nico tapi tiba-tiba ... ”krak” hak sepatu sebelah kanan patah dan Mauren sempat limbung, untung Nico otomatis menangkapnya dalam sandaran bahunya. Sesaat adegan terekam oleh wartawan dan penonton seakan ikut menjerit karena di ketinggian panggung yang cukup tinggi kalau sampai Nico tidak menangkap pasti kejadian yang memalukan terjadi. “Santai Mauren, kamu lepas sepatu sebelah kiri cepetan lalu berjalan tanpa sepatu tetap jalan model dan tetap senyum percaya diri ok!” Nico memberi perintah sesaat.  Tidak ada pilihan Mauren mencoba tetap anggun melepas sepatu high heel sebelah kiri dan ternyata Nico langsung menjinjing sepatu high heelnya dan memberikan tangan mengajaknya bergandengan jalan. Semua kecelakaan tampak sempurna bagai kemesraan, semua penonton ikutan bernapas lega tapi tidak dengan tiga pasang mata yang sudah yakin sekali kalau Mauren akan dipermalukan. Sorot mata kebencian dari sorot mata Marsya, Lolita, dan Trisna. Marsya semakin membenci Mauren karena banyak merubah Nico menjadi seseorang yang tidak dikenal seperti sebelumnya. Dalam pandangan Marsya, Nico semakin dingin dengan cewek-cewek sepertinya dia hanya bisa berbicara hanya dengan Mauren, Nico menjadi lebih tenang setelah mulai rajin menjalankan salat, Nico semakin serius dalam bekerja dan belajar jarang sekali bercanda-bercanda seperti waktu lalu sebelum mengenal Mauren. “Sial!” Lolita merutuk. Accident semakin membuat mereka nampak nyata kalau mereka sudah jadian dan tampak sekali di keramaian grand opening pembukaan Citra mall yang ramai sesak pengunjung. “Damn, memang gak bisa didiamkan tuh cewek ganjen!” Tresna sebal sekali karena mereka bertiga memang telah memotong hak sepatu tinggi Mauren yang dipakai penampilan berpasangan. “Tenang Marsya nanti kita cari jalan lain biar buat Si Mauren kapok dengan dunia model, enak banget sih dia didukung Nico dan juga Om Roki,” Lolita gemas. “Eh tapi kurasa Om Roki pertamanya aja dia suka dengan Mauren kemarinya dia pasti ngerasa di tusuk dari belakang, bukan rahasia lho kalo Om Roki naksir Nico sudah lama tapi ya selamanya pungguk merindukan bulan! Hehehehe ...” Trisna tertawa terkekeh. “Ssst yuk siap-siap buat closing ... ayo kita lanjutin nanti lagi ....” Dan acara fashion show berhasil dengan penutupan tiga model icon maju ke depan sembari menuntun Om Roki sebagai perancang busana dan beberapa model memberikan buket bunga. Lalu ada taburan bunga dan  balon semua model masuk ke dalam balik panggung saling berpelukan dan salaman tidak peduli cowok dan cewek saling mencium. Tapi Mauren tidak mengijinkan model cowok menciumnya, hanya bersalaman sepertinya mereka juga maklum. Om Roki tampak sumringah dari baju-baju yang barusan diperagakan model-modelnya laku keras. “Oke tenang-tenang nanti malam kita keluar refreshing Guys ... bajubaju kalian peragakan laku keras bahkan banyak pesanan nih,” Om Roki mengibas-ngibaskan buku agenda yang penuh tulisan pesanan. “Pokoknya ngumpul ya di butik, kita jalan sekitar 19.00, tempat makan dan hang out sedang Om pikirin pokoknya tempat bisa buat happy-happy,” Om Roki penuh semangat mengajak modelnya yang sudah tersenyumsenyum riang membayangkan acara malam.


Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices