melepasmu untuk sementara
Melepasmu Untuk Sementara

Melepasmu Untuk Sementara

Reads
100
Votes
0
Parts
19
Vote
by Titikoma

Melepasmu Untuk Sementara

10 November 2015 

Jika kebanyakan gadis itu bangunnya pagi hari, nah aku justru bangun siang sekitar jam 12. Kalian pasti mikirnya aku melewatkan sholat subuh. Pikiran kalian salah, walau aku bangunnya siang sholat tetap nomor satu. Aku tidurnya habis sholat subuh. Biar anti-mainstream. Saat aku membuka mata hal pertama yang aku lakukan bukannya langsung mandi atau membersihkan tempat tidur melainkan menyalakan smartphone. Tentu saja untuk membuka akun instagram. Aku memang keranjingan online sejak tahun 2010, namun punya akun instagram baru-baru saja sekitar satu bulanan. Memakai instagram garagara dia kemarin ada promosi akun instagram-nya di facebook. Dia yang kumaksud adalah Arizal Ridwan Maulana, cinta pertamaku sejak aku duduk di bangku SD kelas lima. Aku dan Arizal terpisah karena tahun 2003 lalu aku harus ikut orang tua pindah ke Martapura sedangkan Arizal tetap berada di Solo. Alhamdulillah, tahun 2014 aku dipertemukan lagi dengan Arizal lewat facebook. Anehnya dari zaman SD sampai detik ini aku tetap saja tak berani menyapanya duluan. Dari tadi aku scroll ke bawah tetap nggak menemukan postingan Arizal di akun instagram. “Aduh, Arizal kamu kok hari ini nggak posting foto di instagram sih?” gerutuku. Aku tahu jadwal Arizal posting foto di akun instagram itu jam 9-11 pagi. Kalau nggak lihat foto Arizal, hidupku berasa ada yang kurang. Ketika aku hendak off dari online instagram, tiba-tiba muncul postingan dari Arizal. Hatiku melonjak kegirangan, namun saat fotonya terlihat hatiku jadi nyesek. Di fotonya itu dia lagi tersenyum. Terus di keterangan foto tertulis, ‘With my honey’ Yang membuatku cinta dengannya karena senyumannya meneduhkan hati, bisa membuatku serasa berada di surga. Waktu SD dulu kalau dia berpapasan denganku, pasti dia tersenyum. Kini senyumannya bukan untukku lagi, melainkan untuk wanita yang ada di foto itu. Melihat foto Arizal bersama sang kekasih tak menyurutkan hatiku untuk mencintainya. Mendadak aku jadi teringat ucapan Rayaka Bima Anggara, pembimbing novelku. “Terkadang cinta itu terbagi dua : ada yang harus diperjuangkan dan ada pula yang harus dilepaskan agar tak ada hati yang terluka.” Cintaku ke Arizal apakah harus diperjuangkan atau dilepaskan? Kebimbangan mulai menjalar di hatiku. Aku ingin melepas Arizal, tapi nggak bisa. Namanya tertahta rapi di lubuk hatiku terdalam. Nggak ada orang yang bisa menggeser posisi dia dari hati. Arizal, kenapa sih harus kamu orang yang berhasil masuk ke hatiku? Terus kenapa coba kita bertemu lagi saat kamu sudah punya cewek? Aku mengacak rambut frustasi. Sesaat kemudian aku menggeleng pelan. Aku nggak boleh nyerah. Dari zaman SD aku selalu bisa mewujudkan apa yang aku inginkan, asal disertai dengan tekad kuat. Bagiku selama belum keluar kata Sah dari penghulu, Arizal masih bisa direbut. Eits, aku merebut dia bukan dengan cara jadi orang ketiga mengganggu hubungan mereka terangterangan. Pantang bagiku jadi orang ketiga. Nggak keren banget kan masa calon penulis kece jadi orang ketiga? Aku merebutnya cukup dengan mendoakannya agar segera putus dengan kekasihnya. Aku yakin suatu hari nanti Arizal jadi milikku. Aku memutuskan tetap jadi stalker, mengikuti segala aktivitasnya di social media. Aku ingin tahu sampai kapan dia bertahan dengan kekasihnya itu? Smartphoneku ada aplikasi text gram. Aku bikin saja picture teks. Isinya teksnya seperti ini. “Untuk menemukanmu saja aku harus menunggu 12 tahun. Jadi kali ini aku takkan melepasmu untuk kedua kalinya. Saat ini memang bersama dia, itu hanya untuk sementara. Di waktu yang tepas nanti, aku akan memperjuangkanmu. Sama seperti aku memperjuangkan naskah-naskah novelku di-acc mayor.” Lalu aku mengunggah picture text tersebut ke akun Instagram. Aku berharap Arizal membaca picture text dan dia menyadari bahwa orang yang kumaksud di tulisan itu adalah dirinya sendiri. 16 November 2015. Pukul 14.00 Wita Mandi, makan, sholat, semua sudah kukerjain. Sekarang waktunya buka Arsha Cellprint, usaha konter dan percetakan foto yang aku rintis sejak tahun 2013. Nah, sembari menunggu pelanggan datang, aku biasanya  meluangkan waktu buat nulis novel. Mumpung hari ini pas bangun tidur muncul ide baru. Sebelum memulai nulis novel, aku online facebook dulu deh. Sekadar ngecek pemberitahuan dan inbox. Siapa tahu di inbox ada yang order novel baruku dan buku terbitan Arsha Teen, usaha penerbitan indie. Pas masuk beranda Facebook, hanya ada pemberitahuan orang menyukai status dan foto-foto yang aku upload. Sama sekali nggak ada inbox. Ya, sudahlah. Aku mau update status aja. “Bohong banget kalau aku mengatakan rasa cinta itu sudah hilang. Mana mungkin aku bisa menghilangkan rasa cinta dalam waktu singkat setelah 2,5 tahun kita bersama? Tapi setelah dipikir-pikir buat apa cinta itu dipertahankan jika orang yang melahirkanmu saja tak merestui kita bersama?” *baru bangun tidur muncul ide bikin novel baru. Sekuel novel kbs. Sekuelnya itu murni fiksi. Namanya tokoh doang beneran ada. Ceritanya aku dah bener-bener jadi penulis sukses. Seminar sana-sini, novel difilmkan dll. Di tengah kesuksesan aku terjebak peliknya drama percintaan. Mas Adit makin keukeuh ngajak balikan, aku tolak selama mamanya belum merestui. Lambat laun mamanya meretui juga. Di saat bersamaan, aku dapet kabar cinta pertama putus sama pacarnya. Aku bertekad naklukin cinta pertama. Secara dia orang paling lama bertahta di hatiku. Gak tanggung-tanggung 18 tahun, sedangkan mas adit 9 tok. Mamanya cinta pertama baik banget. Dia dah anggep aku sebagai anak sendiri. Bukan mas adit namanya kalau nyerah. Dia berusaha memisahkan aku ma cinta pertama. Dan endingnya aku masih bingung mau bersatu ma cinta pertama atau pacar pertama? *gimana menurutmu? Keren kan? Kalau gak keren tetap kugarap sih Klik bagikan. Dalam beberapa detik apa yang aku tulis sudah terpampang manis di beranda facebook. Aku sengaja menulis ide cerita sekuel novel KBS-Kau Begitu Sempurna, novel yang baru saja terbit dan beredar di Gramedia ke status facebook. Soalnya di facebookku banyak berteman dengan akun-akun editor penerbit mayor. Siapa tau salah satu dari mereka ada yang tertarik menerbitkan karyaku. Sesaat kemudian aku menepuk jidatku sendiri, aku baru ingat telah melupakan sesuatu. Kembali aku mengupdate status baru. Waktu garap novel kbs, aku sering baper gara2 mau gak mau aku harus menguak luka lama lagi. Nah, begitu garap sekuel kbs malah pusing 7 keliling. Pusing karena bingung nentuin karakter my first love. Aku pengeb sekuel kbs walaupun ceritanya fiksi, tapi tokoh dan karakter novelnya nyata ada. Sama seperti novel2ku yang lain. Secara aku kenal dia itu zaman masih unyu. Umurnya dia 23, pastinya sifat dia yang sekarang beda dong ma yang dulu? Dia sekarang jadi cowok romantis gak ya? Klo aku bikin cowok romantis tapi faktanya kagak, kan agak gimana gitu. Masa iya sih aku kepoin pacarnya demi dapetin info karakter dia sekarang? ‪#‎badaiKebingungandiHatiku Detik demi detik terus bergulir. Tak terasa sepuluh menit telah berlalu, namun sampai sekarang belum juga ada yang mengomentari dua statusku. Mereka rata-rata Cuma memberikan like saja. Huft, update status nggak bisa mengatasi kebingungan hatiku. Kalau gini ceritanya, mau nggak mau aku sendiri yang mencari solusinya. Taufiq, nama itu tiba-tiba muncul di kepalaku. Dia itu sahabatku sama Arizal di SD Al-Amin. Kemarin dia sempat bilang bahwa dirinya masih satu kelas sama Arizal di SMP dan SMA. Dia pasti tau karakter Arizal yang sekarang. HP mana HP? Aku celingak-celinguk mencari HP di kolong meja komputer, namun nggak kunjung kutemukan. Eh, ternyata hapeku malah ada di samping keybord. Begitu HP sudah ada di tangan, aku menyentuh icon BBM. Lalu mengetik nama Taufiq di kolom kontak. Fiq, kamu lagi sibuk nggak? Kita chat yuk. Ada yang ingin ingin aku tanyain sama kamu.  Itulah isi pesan yang kukirim ke Taufiq BBM. Nggak nyampe satu menit, muncul huruf R warna hijau yang artinya pesanku sudah dibaca oleh Taufiq. Bagus, berarti nggak perlu nunggu lama. Sebentar lagi pasti dia akan balas BBM. Ting! Muncul balasan dari Taufiq Nggak sih. Aku lagi nyantai aja. Kamu mau nanya apa? Aku : Aku mau nanya si Arizal karakterya sekarang gimana? Apakah dia menjelma jadi cowok romantic? Taufiq : Wah, aku kurang tau. Waktu SMA aku dah nggak deket lagi sama si Rizal. Tumben, kamu nanya dia? Aku : Gini, aku mau bikin sekuel novel KBS. Aku bingung nentuin karakter Arizal yang sekarang. Kalau karakternya aku karang sendiri, feelnya nggak dapet. Taufiq : Kenapa sih kamu demen banget bikin novel yang tokohnya bernama Arizal? Di dunia ini masih banyak nama cowok yang keren. Jangan bilang, kamu bikin novel make nama dia gara2 kamu belum moveon. Aku : Emang iya aku belum bisa moveon darinya. Taufiq : Ya, ampun Rin. Sadar dong, dia itu nggak pernah cinta sama kamu. Buktinya dia sudah punya pacar. Aku : Pacar dia belum tentu jodohnya. Kalau ternyata jodoh Rizal itu aku, pacarnya bisa apa? Taufiq : Ckckck kamu ternyata nggak berubah ya. Jiwa ambisiusmu masih ada. Kalau kamu menginginkan sesuatu, pasti kamu bakal mewujudkan hal itu jadi nyata. Aku nggak balas lagi BBM Taufiq. Habis aku juga nggak akan dapat informasi tentang karakter Arizal dari dia. Terpaksa deh karakter Arizal murni karanganku.


Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices