
by Titikoma

Dear Agatha
Waktu yang berlalu berlalu ... Karir Agatha memang cemerlang, demikian akademis nya juga berjalan mulus. Agatha berjuang untuk bisa masuk ke Fakultas Kedokteran yang dicita-citakan dan juga harapan papa nya. Tanpa Agatha tahu, menjadi dokter juga harapan Dion yang sepertinya benar-benar lenyap di telan bumi untuk kedua kalinya. Setahun sudah dirinya terjun ke dunia artis yang melejitkan namanya sekaligus predikat gonta-ganti pacar. Orang boleh berpendapat dirinya play girl, tapi Agatha memilih cuek! Agatha tidak mempermasalahkan gosip yang tidak benar. Agatha akan membuktikan pada Dion dirinya akan terus mencari cinta hingga bisa melupakan dirinya. Mencari cinta, cinta, cinta walau harus berganti-ganti pasangan itu menurut versi media sosial. Yang jelas Agatha ingin membuktikan pada Dion kalau dirinya akan terus menyakiti hati cowok yang mungkin memang ingin serius tapi Agatha hanya ingin membuat Dion merasa bersalah. Agatha tak peduli kalau sampai Dion berpikir diri-nya murahan dan bukan lagi Agatha yang waktu dikenalnya sebagai gadis baik-baik, walau seratus persen di dalamnya Agatha tetaplah gadis baik-baik berpendirian keras dan tegas. Agatha memegang prinsip untuk selalu baik terhadap siapapun, disiplin, bekerja keras, dan konsisten. Hatinya tidak pernah bisa pindah ke lain hati, Agatha sadar apa yang dia lakukan semata untuk mencari perhatian Dion. Dion tengah sekarat di sebuah ruang ICU, sepertinya kanker getah beningnya sudah stadium final. Tak ada yang tahu. Demitri yang tengah mengunjungi rumah sakit tempat papanya bekerja, tanpa sengaja dirinya melintasi ruang ICU dan sepertinya mengenal siapa lelaki yang tengah berbaring hanya ditemani seorang ibu-ibu setengah baya. “Kak Dion ...” ucap Demitri. Kamu kenal sengan pasien Papa, kasihan dia ... Dion fotografer baru wisuda dua bulan lalu dan sekarang koma. “Dia pacar teman aku Pah, Agatha ...” “Oh bukan kamu pacar Agatha? Kirain anak Papa yang ganteng ini berhasil memikat sang model,” sindir papa Demitri. “Maunya sih Pah, tapi entahlah Agatha sudah susah ditebak. Yah ... begitulah, tapi Agatha juga keterima di Fakultas Kedokteran tanpa tes lagi!” puji Demitri. Sesebal apapun Demitri terhadap Agatha selalu tersimpan kekaguman pada cewek keras ini. “Pah sudah berapa lama kak Dion masuk ICU? Sepertinya Agatha belum tahu berita ini.” “Sudah hampir seminggu dia sakit kanker getah bening dan sepertinya tipis harapan untuk hidup Demi,” terang papa Demitri. “Pah, aku harus kasih tahu Agatha, sepertinya alasan ini yang membuat kak Dion memilih untuk menjauh dari Agatha. Kasihan mereka Pah,” Demitri merasa empati akan nasib yang dialami Dion dan Agatha sahabatnya. Demitri tahu persis, apa yang ada di hati Agatha hanyalah Dion. Demikian dengan teman-teman yang mungkin kemarin kena gosip pacaran dengan Agatha paham, kalau mereka hanya untuk pelarian atau hanya untuk jadi badut memanasi Dion yang memang Agatha cintai. Dan sepertinya sampai detik ini, Agatha masih mencari cinta yang bisa melupakan Dion. “Pah aku harus menghubungi Agatha ...” Tapi sepertinya Agatha sedang sibuk, ya Agatha memang sedang striping FTV lagi di Sabtu Minggu. “Aduuuh mana sih Agatha?” Demitri mencoba menghubungi Agatha terus-menerus, tapi tetap tak bisa. Demitri sudah WA juga dengan harapan Agatha akan segera menghubunginya. “Bu ... maaf saya teman Kak Dion, bagaimana keadaannya?” Demitri memutuskan untuk masuk ke ruang ICU seizin papa dan melihat keadaan Kak Dion yang penuh selang-selang. “Maaf Mas, saya Bibi yang jaga Mas Dion dari kecil. Mas Dion ini sudah yatim piatu. Sepertinya Mas Dion sudah damai dalam tidurnya, Bibi enggak sanggup melihat Mas Dion seperti ini,” Bik Tari tak tahan mengeluarkan air mata. Demitri melihat ada foto Agatha dan sepucuk surat di bawahnya. “Pasti Kak Dion memang istimewa sampai-sampai Agatha tak bisa melupakan cowok ini,” dalam hati Demitri berbicara. “Bibi kenal dengan cewek di foto itu?” Demitri mencari tahu. “Belum sempat kenal, tapi Mas Dion suka cerita tetang Mba Agatha dan ... oya ada surat buat Mba Agatha yang harus Bibi sampaikan sewaktuwaktu. Sepertinya lebih baik Bibi titip ke Mas ...” “Demitri Bi, saya sahabat Agatha dan ... Mas Dion juga,” jawab Demitri terbata. Bibi Tari mengambil sepucuk surat di bawah foto yang dipajang di meja pasien. Agatha baru sempat membuka telepon genggamnya di Minggu siang hari. Dan ada sekitar dua puluh miss call dan saat membaca WA Demitri, hatinya tersirap. “Demi ... Demi ... aku baru baca WA kamu, gimana Mas Dion ... gimanaaa?” Suara Agatha terisak. “Kak Dion ... sabar Agatha ...Kak Dion sudah tenang di alamnya, aku ke rumah kamu ya ...” Agatha lemas di tempat tidur kamarnya, andai semalam dia tidak kejar striping dan sempat angkat telepon Demitri. Dan seandainya telepon genggam-nya juga tidak low bat pasti masih sempat menemui Dion untuk terakhir kalinya. Kurang lebih satu jam Demitri sampai di rumahnya dengan membawa sepucuk surat dan frame foto Agatha yang selalu menemani hari-hari sepi Dion. Dear Agatha Akhirnya kamu membaca tulisanku ... maaf setelah aku pergi aku baru bisa membuat pengakuan. Agatha yang perlu kamu tahu hanya kamu yang pernah singgah dalam hatiku, hanya kamu aku pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Tapi aku tak pernah berani mengakui ini semua karena : Hasil dari lab Limfoma Agresif (intermediate/derajat keganasan tinggi) cepat tumbuh dan menyebar dalam tubuh dan bila dibiarkan tanpa pengobatan dapat mematikan dalam 6 bulan. Angka harapan hidup ratarata berkisar 5 tahun dengan sekitar 30-40% sembuh. Maafkan aku tak berani memberi kepastian akan hubungan kita, dan tentang Vira di wisuda aku. Aku meminta tolong dia pura-pura menjadi pacarku, dan dia mau karena memang dia pernah suka padaku sehingga dia membenci kamu saat di Sentul. Vira masih ada rasa cemburu karena ternyata kamulah yang bisa membuat aku jatuh hati. Agatha tolong jangan simpan dendam di hatimu, setelah aku pergi tak perlu lagi kau mencari perhatian aku dengan berganti-ganti teman dekat, walau aku percaya ... kamu hanya memanfaatkan mereka dan tak ada cinta di hatimu. Aku tahu cintamu hanya untukku ... demikian aku hingga aku bawa abadi ... Sekarang hanya engkau yang boleh menyimpan namaku di hatimu, tapi bukan berarti kamu tak bisa melupakan aku untuk hati yang baru ...
With love,
Dion