7 misteri di korea
7 Misteri Di Korea

7 Misteri Di Korea

Reads
156
Votes
0
Parts
11
Vote
by Titikoma

0. Prolog

Penyakit sepertinya tak betah berlama-lama di tubuh Devi. Hari ini dia sudah segar bugar dan siap kembali melanjutkan perjalanan liputan ke 7 tempat misteri di Korea. Tempat misteri kelima yang didatangi dia dan suaminya adalah Sungnyemun. Namdaemun atau Sungnyemun itu sebuah pintu gerbang bersejarah yang berlokasi di jantung Kota Seoul, ibu kota Korea Selatan. Bangunan ini disebut juga dengan nama Sungnyemun, yang berarti Gerbang Upacara Agung, yang tertulis pada papan gerbang.
Penyebutan Namdaemun secara luas digunakan karena letaknya yang berada di bagian selatan dari gerbang-gerbang yang melindungi Hanyang (nama Seoul pada waktu itu). Namdaemun berarti "Gerbang Besar Selatan".
Gerbang ini terletak di wilayah Jung-gu, Namdaemun St 4-Ga 29, antara Stasiun Seoul dan Plaza Kota Seoul. Di dekatnya adalah Pasar Namdaemun, sebuah pasar tradisional 24 jam yang sejak berabad-abad telah beroperasi.
Devi jadi penasaran ada misteri apa di balik gerbang ini. Dia pun mengambil smartphone dari dalam tas, begitu ada di tangan dia menekan tombol perekam suara. Setelah dirasa semua beres, dia bersiap mengajukan pertanyaan pada Han Jie Eun.
Hari ini Lee Young Jae tak ikut, Dimas kemarin berkata bahwa dia lagi sakit. Bagi Devi, ada atau tak ada Lee Young Jae sama saja. Toh, dia ada juga tak ada gunanya. Dia sepanjang perjalanan hanya diam.
“Han Jie Eun, bisakah kau ceritakan sejarah tentang Sungnyemun?”
“Namdaemun adalah bangunan kayu tertua di Seoul. Dengan arsitektur dari kayu dan batu dengan atap 2 tingkat, gerbang ini diselesaikan tahun 1398 dan dipergunakan sebagai pintu masuk ke pusat kota, juga untuk penyambutan tamu-tamu negara, serta untuk melindungi kota dari harimau Korea yang sejak lama punah dari Korea Selatan. Konstruksi dimulai pada tahun 1395 selama tahun ke-4 masa pemerintahan Raja Taejo, dan diselesaikan tahun 1398. Strukturnya dibangun lagi tahun 1447 dan direnovasi beberapa kali sejak itu. Pada awalnya Namdaemun adalah salah satu dari 3 buah gerbang utama, yang lainnya adalah Dongdaemun (Gerbang Timur), dan Seodaemun (Gerbang Barat) yang sudah lama hancur.”
Han Jie Eun bernapas sejenak, barulah dia kembali melanjutkan cerita tentang sejarah gerbang Sungnyemun. “Pada awal abad ke-20, tembok kota yang mengelilingi Kota Seoul dihancurkan oleh pemerintah kolonial Jepang dengan dalih untuk melancarkan aliran lalu lintas di wilayah tersebut. Kunjungan putra mahkota dari Kekaisaran Jepang diduga menjadi alasan penghancuran tersebut. Pada saat putra mahkota tersebut melewati gerbang, penyambutan yang dilakukan sangat berlebihan. Namdaemun tertutup untuk publik pada tahun 1907 setelah pemerintahan kolonial Jepang membangun jalur tream listrik di dekatnya. Pada masa perang Korea, Namdaemun rusak berat dan diperbaiki secara besar-besaran pada tahun 1961, dengan upacara penyelesaian pada 14 Mei 1963. Namdaemun dijadikan sebagai Harta Nasional Korea Selatan nomor 1 pada tanggal 20 Desember, 1962.”
“Hoam…”
Devi menguap lebar. Sigap dia menutup mulutnya dengan telapak tangan, agar tak kemasukan lalat. Dari zaman SD jika dia mendengar cerita sejarah pasti ujung-ujungnya mengantuk.
Tampang Han Jie Eun kesal. “Devi, kau sepertinya tidak suka mendengar cerita sejarah ya?”
Devi menyengir kuda, memamerkan giginya yang gingsul. “Hehehe… ya begitulah.”
“Itu sebenarnya wajar, namanya juga anak muda. Dulu saya juga seperti itu, namun sejak memutuskan jadi pemandu wisata, mau tak mau saya harus lebih mempelajari tentang sejarah Korea.”
“Konon gerbang ini menyimpan misteri? Misterinya seperti apa ya?”
“Pada sekitar pukul 20:50 tanggal 10 Februari, 2008, api membakar Namdaemun dan meluluhlantakkan atap dan struktur kayunya, namun struktur temboknya masih utuh. Api terus berkobar tak terkontrol sehingga sampai tengah malam menghancurkan atapnya, walaupun telah dikerahkan 360 pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan apinya. Sejak saat itu masyarakat yang lewat gerbang ini di malam hari sering mendengar suara tangisan, jeritan minta tolong bahkan mencium bau gosong. Mungkin kebakaran itu memakan korban jiwa. Namun, kisah mistis tersebut hanya terjadi di masa lalu, Akhirnya Sungnyemun dibuka pada tanggal 4 Mei 2013 oleh Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye dengan diiringi tradisi Cheondo, parade militer, musik, penari dan upacara doa. Setelah itu tak ada lagi kejadian-kejadian aneh.”
“Thanks, penjelasannya.” Devi melihat Han Jie Eun aneh, seperti orang kebelet kencing.
“Dimas, Devi aku ke toilet dulu ya. Udah tak bisa nahan kencing nih.”
“Emang sekitar sini ada toilet?”
“Ada, di sana,” tangan Han Jie Eun menunjuk ke arah kanan mereka berdiri.
Detik demi detik terus bergulir. Devi gelisah sendiri menunggu Han Jie Eun yang tak kembali-kembali dari toilet. “Aduh, lama banget ya Han Jie Eun kencing, masa udah satu jam nggak balik-balik?”
“Gimana kalau kita susul dia ke toilet? Aku takut terjadi apa-apa dengannya,” usul Dimas.
“Boleh juga. Ya udah, yuk kita susul dia ke toilet.”
Mereka pun berjalan ke arah kanan, sesuai dengan yang ditunjuk Han Jie Eun tadi. Enam menit mereka mencari-cari letak toilet akhirnya mereka menemukannya juga. Tentu saja yang masuk ke toilet hanya Devi, sedangkan Dimas menunggu di luar toilet. Masa laki-laki masuk ke toilet wanita?
Baru beberapa detik Devi memasuki toilet. “AAAAA!” terdengar teriakan suara Devi dari dalam toilet. Dimas bergegas menyusul Devi, tanpa memedulikan itu toilet wanita atau laki-laki.
Saat Dimas memasuki toilet, matanya langsung terbelalak. Dia shock melihat Han Jie Eun sudah jadi mayat. Terlebih kondisi mayatnya mengenaskan. Seluruh wajah Han Jie Eun banjir darah, lebih parah lagi tangannya tak menyatu dengan tubuhnya. “Astaga, siapa yang melakukan ini pada Han Jie Eun?”
“Do not move! You two have been caught killing a woman,” Devi dan Dimas mendengar suara dari belakang. Mereka membalikkan badan. Kini di hadapan mereka ada puluhan polisi, polisi-polisi tersebut mengacungkan pistol ke arah mereka.
Dua di antara puluhan polisi langsung memegangi Devi dan Dimas. “Hey, we're not murderers. When we entered this toilet he already lifeless condition,” Dimas menyangkal tuduhan polisi.
“Please you explain everything to the police station.”
Devi dan Dimas kini hanya bisa pasrah mengikuti apa yang dikatakan polisi.

Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices