Ada Apa Dengan Rasi

Reads
184
Votes
0
Parts
16
Vote
by Titikoma

1. Perceraian

Berbulan-bulan sejak hari ulang tahunnya yang kedua belas, Rasi semakin sering mendengar ayah dan mamanya bertengkar. Semakin hari semakin parah. Rasi tak pernah ambil pusing, hingga ketika ayahnya tak lagi kembali pulang ke rumah mereka.
“Ayah ke mana sih, Ma?” Sudah cukup lama Rasi menyimpan pertanyaan itu, mama selalu menghindar tiap kali Rasi mulai membahas ayah. Kali ini, mama tak bisa menghindar lagi, Rasi mengunci pandangan mamanya hingga hanya menatap tepat di matanya.
Mamanya hanya mendesah, lagi-lagi menolak menjawab pertanyaan Rasi. Sebenarnya Rasi lebih suka dihardik atau ditegur karena mencampuri urusan orang tua, alih-alih didiamkan begini. Pertanyaannya tak terjawab dan lambat laun justru menjadi semakin besar.
“Ma, Rasi cuma pengin tahu Ayah pergi ke mana? Kenapa nggak pernah pulang? Apa Ayah ada kerjaan di luar kota? Rasi cuma pengin Mama jawab.”
“Terus, kalau kamu udah tahu, kamu mau apa?” hardik mamanya.
Nyali Rasi sedikit menciut, tapi dia melapangkan dada, setidaknya mama mau menjawab, kan? “Rasi cuma pengin tahu aja, kok,” jawabnya kemudian.
“Rasi, ada hal-hal yang sebaiknya nggak diketahui oleh anak-anak.”
“Contohnya?”
Mama mendengus. Kadang-kadang, sifat kritis Rasi yang menurun dari ayahnya itu sangat menyebalkan. Wanita itu memijit-mijit keningnya, berusaha mencari jawaban yang bisa diterima oleh Rasi tanpa membuat gadis kecil itu bertanya lagi.
“Contohnya apa, Ma?” Rasi bertanya lagi, tak sabar menunggu mama yang masih kelimpungan menentukan jawaban.
Yang Rasi tak tahu, mamanya bimbang akan mengatakan hal yang sebenarnya atau tidak. Mama memikirkan Rasi, akankah anaknya itu bisa menerima yang sebenarnya jika dia mengatakan dengan jujur apa yang terjadi dengan ayahnya? Bagaimana kalau Rasi tidak bisa menerima penjelasannya?
“Maaa....” Rasi mengguncang-guncangkan lengan mama, menuntut penjelasan yang bisa memuaskannya.
“Kalau Mama cerita, kamu janji akan dengerin apa kata Mama?”
Rasi mengangguk sekali.
“Janji nggak akan mbantah[1] Mama?”
Untuk kedua kalinya Rasi mengangguk.
“Oke, kalau gitu Mama akan cerita.” Mama mengambil napas panjang, memenuhi diafragmanya dengan udara. Kemudian, meluncurlah cerita itu dari mulut mama.
Tentang rencana perceraian mama dan juga ayah. Rasi bertanya, kenapa mereka harus bercerai? Mama hanya menjawab dengan seulas senyum. Lalu mengatakan bahwa Rasi belum cukup umur untuk mengetahui masalah seperti itu.
Kali ini Rasi menurut.
***
Sejak cerita tentang perceraian itu didengar oleh Rasi, mama semakin menjauh. Sibuk bekerja, menjadi satu-satunya alasan yang sangat dibenci oleh Rasi. Padahal gadis kecil itu juga ingin seperti kawan-kawannya yang lain; dibantu mengerjakan tugas oleh ibu mereka, diantar ke sekolah, dijemput, diajak jalan-jalan, belanja bersama, dan hal-hal lain yang biasa dilakukan dua orang perempuan.
Rasi sudah kelas enam, belajar dengan giat untuk menyongsong ujian akhir tentu merupakan alasan tepat untuk mengurung diri di dalam rumah. Dia tak pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar yang bising.
Rasi memotong rambut sepunggungnya hingga tinggal sebahu karena mama tak lagi mau menguncir rambutnya seperti dulu. Dia terpaksa naik sepeda ke sekolah karena mama selalu berangkat kerja lebih pagi. Seringkali dia terlambat masuk sekolah dan terpaksa harus memanjat dinding pagar belakang sekolahnya.
Rasi mulai menirukan gaya bicara ayahnya yang kasar dan keras, bahkan ketika berada di sekolah. Gadis kecil itu juga jadi suka berargumen seperti mama, setiap omongan guru yang bisa didebat pasti langsung didebatnya.
Para guru mulai membicarakan perubahan dalam diri Rasi, mencoba mencari penyebab kenapa anak-muridnya itu menjadi liar dan sulit dikendalikan. Padahal, Rasi yang dulu sangatlah manis, meski sedikit cerewet tapi masih di ambang batas anak-anak perempuan. Rasi yang dulu sangatlah penurut, lembut dan sangat berhati-hati.
Bu Nindi, guru kelas Rasi, memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada gadis kecil itu. Untuk menggali informasi yang akurat, Bu Nindi memutuskan untuk memanggil mama Rasi ke sekolah.
[1] Membantah

Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices