Kuntilanak Gaul

Reads
176
Votes
0
Parts
16
Vote
by Titikoma

10. Kegalauan Lydia

Sementara di alam manusia, Lydia tengah mondar-mandir kebingungan. Sudah dua bulan ini dia terlambat datang bulan. Lydia tidak tahu apa yang terjadi saat dia mabuk berat karena stres dengan kematian sahabatnya. Belum lagi tagihan Bang Jon bagai teror yang setiap saat bisa menjebloskan dia dalam penjara.
Saat dia mabuk berat, satu-satunya lelaki yang ada di dekatnya adalah Rico. Pikiran Lydia melayang dua minggu sejak kematian Reisha. Lydia mengajak Edward ketemuan di Café Rainbow, Lydia ingin mengatakan hal yang sejujurnya. Saat itu Lydia berusaha jujur kepada Edward.
“Edward aku sungguh-sungguh jatuh cinta padamu. Sekarang tidak ada penghalang untuk kamu tidak mencintai aku. Edward sampai kapan kamu berduka karena kematian Reisha? Lihatlah aku Edward!” Edward hanya tersenyum tipis.
“Maaf Lydia, di hatiku sampai detik ini hanya ada Reisha. Dia adalah cinta pertamaku. Bahkan aku belum kepikiran untuk menjalin asmara dengan lawan jenis sampai kasus pembunuhan yang dialami Reisha terbongkar.”
“Tapi Edward, aku mau menunggumu. Setidaknya kau berjanjilah untuk menerima cintaku. Agar aku punya semangat dalam hidup ini,” Lydia memohon dan memelas. Tapi Lydia harus benar-benar patah hati, Edward tetap menolak cintanya. Tanpa Lydia ketahui sepasang mata dan telinga menguping semua pembicaraan antara dia dan Edward. Dan itu adalah Rico yang sadar telah ditipu habis-habisan. Antara rasa marah, dendam juga menyesal karena dia juga berarti ikut andil dalam kematian Reisha. Lydia menangis sendiri ketika Edward memutuskan untuk meninggalkannya di Café Rainbow. Edward tidak ingin berbasa-basi lebih lama.
“Traaak…” suara kursi ditarik kasar. Lydia kaget dan tidak bisa menyembunyikan air matanya yang tengah mengalir deras, ternyata Rico sudah duduk di depannya dengan wajah yang agak tegang.
“Eh Ric, hmmm ada rokok…?” Rico menyodorkan sebungkus rokok dan Lydia dengan agak bergetar mengambil dan menyesap rokok dengan tarikan yang kuat. Dengan rokok dan minuman keras sepertinya pelarian yang biasa Lydia lakukan untuk melupakan permasalahan.
“Lydia, Lydia kenapa lo berbohong ama gue…?” Rico menggeleng-gelengkan kepala saat Lydia sudah tidak peduli dengan sekitarnya. Entah sudah berapa botol minuman keras ditenggak abis.
“Ricooo, eh Edward aku sangat mencintaimu. Edward kamu pria tertampan yang selalu datang dalam mimpiku. Hehehehehe Edward, Edward kamu jangan bodoh! Reisha si cantik sudah jadi hantu… sangat jelek! Lebih cantiiiik aku Edward!” Lydia sudah benar-benar lepas kontrol. Rico segera memapah Lydia yang mabuk berat karena mulai memecahkan gelas, asbak dan botol yang ada di dekatnya. Rico memapah dan menyetir mobil berplat nomor B 101 LD menuju sebuah penginapan.
Keesokan harinya. Lydia tersadar di pagi hari dengan acak-acakan di sebuah tempat tidur. Lydia tidak terlalu mengerti apa yang terjadi, hanya secarik kertas tertinggal dekat meja sebelah tempat tidurnya.
“Thanks sweet heart, for everything last night… Rico.”
“Brengseek! Ricooooooo… kuraaang a…jaaar!” Lydia merasa kecolongan sesuatu yang seharusnya dia berikan buat pria yang dicintai. Dan itu adalah Edward.
@@@
Terjawab sudah keterlambatan dua bulan yang dia alami, “Ricooo, gue positif…” dari seberang handphone Rico bisa mendengar Lydia yang tengah gundah karena perbuatan yang dia lakukan saat Lydia tengah mabuk berat.
“Rico! Lo harus tanggung jawab dengan kehamilan gue. Hanya lo yang melakukannya pada gue,” Lydia berteriak dengan nada keras karena Rico tampaknya cuma bergeming.
“Ly… gue memang cinta lo, tapi gue kecewa! Lo harus tahu. Walau Lo tidur bersama gue tapi apa yang keluar dari bibir loe… Edward! Edward! Bodoh!” Rico tiba-tiba merasa panik, dan menutupi kepanikannya Rico tanpa sadar keceplosan apa yang dia rasakan walau sebenarnya itu menyinggung harga dirinya.
“Lo tau! Lo tau kalau ternyata Edward lah yang memang gue cinta. Karena dia gue tega mencelakai Reisha. Tapi dasar preman-preman lo tidak bisa dipegang! Sampai kapanpun gue tidak akan bisa melunasi utang gue, apalagi Mandala tuyul itu semakin seenaknya saja! Percumaaa gue ketemu lo Rico!” Lydia kalap lepas kontrol.
“Heh diaaam! Lo perempuan yang tidak punya harga diri. Semua karena dusta lo pada gue. Gue memang brengsek tapi lo lebih-lebih, mana ada sahabat tega membunuh sahabat baiknya sendiri secara keji! Lo pengkhianat Lydia!” Rico merasa harga dirinya diinjak-injak, tidak terima dengan kemarahan Lydia yang kesetanan.
“Fine!! Sekarang apa yang harus kita lakukan? Semua sudah terjadi Ri.. co… hiks… hiks… gue tidak mau menanggung aib ini sendiri. Ricoooo lo harus bertanggung jawab dengan apa yang sedang gue alami!” Lydia putus asa, hatinya ciut dengan amarah yang barusan Rico lontarkan. Apalagi Rico sudah menganggap dirinya benar-benar wanita rendah.
“Ly… gue sayang lo, tapi kenyataan lo memang jatuh cinta pada Edward. Ly, tenang… gue akan pikirkan jalan yang terbaik. Masalah Mandala tuyul brengsek itu gue juga akan buat perhitungan. Berani-beraninya dia bekerja sesuka hati!” telepon ditutup dan Rico langsung mengambil satu gentong air dan menyalakan lilin di atasnya, ada seekor yuyu atau kepiting yang dimasukkan dalam gentong juga sesaji berupa air pancur, janur kuning tiga helai dan rambut sembilan lebar. Tampak mulutnya komat-kamit mengucap sebuah mantra pemanggil tuyul.
“Iya Tuan Rico… saya memenuhi panggilan Anda,” Mandala sudah menghadap di depannya.
“Hehe bagus! Aku kira kamu benar-benar sudah tidak mau menghadapku, Mandala! Aku harap kamu tidak ingkari janji untuk membantu Lydia yang sedang banyak memerlukan uang untuk membayar pemerasnya,” kata Rico tajam dan keras.
“Saya sudah memenuhi janji saya bahkan sudah saya lebihkan. Hanya saja saya tidak mengerti kenapa hasil curian dan rampokan yang sudah saya berikan tidak cukup-cukup? Sesuai perjanjian dan saya tidak mau meneruskan kerja sama kita lagi!”
“Hah yang benar saja! Kerja sama kita adalah kerja sama mutualisme Man! Kita sama-sama untung, kenapa kamu menolak? Apa yang ada di otak kamu? Bahkan aku sudah dapat informasi seorang yang sangat kaya raya. Kamu akan semakin menjadi tuyul ganteng yang kaya raya!”
“Tidak! Saya tidak mau melakukan kejahatan lagi!” Mandala menolak tegas.
“Ingat Man! Kita masih ada satu perjanjian. Memang ini bukan resmi tapi saat engkau menyanggupi menjadi peliharaanku, kamu berjanji akan menyelesaikan dengan tuntas utang-utang Lydia. Baru itu kamu mendapat sertifikat kebebasan dariku. Omongan kamu adalah senjata yang menjeratmu untuk tidak menemukan jalan kehidupan yang benar,” Rico mengancam dengan janji pamungkas yang memang Mandala pernah lontarkan dari mulutnya beberapa bulan lalu. Masih terngiang di telinga Mandala beberapa bulan lalu janji dia saat mulai bekerja dengan Rico dan pacarnya. Semua belum ada Reisha, saat itu hanya ingin kaya, kaya menebus kemiskinan saat hidup!
“Aku mau jadi peliharaan Tuan Rico demi membantu Lydia, pacar Tuan Rico. Saya janji dan jamin Tuan tidak kecewa kerja sama dengan saya karena saya selalu menepati janji hingga semua masalah Tuan selesai.”
“Ah Reisha maafkan aku, sekali ini aku harus memenuhi janji kejahatanku…!” tak sengaja Mandala berseru lirih menurutnya, tapi sempat terdengar di telinga Rico.
“Rei.. sha… Reisha yang mati dibunuh di jurang? Hai Man! Jadi Reisha yang membuat kamu ingin berubah jadi tuyul baik!” tersadar Rico tanpa langsung akan berhadapan dengan musuh kekasihnya.
“Ya, Reisha. Dia baru tiga bulan di alamku. Dia sangat baik dan kita saling mencintai. Kenapa Tuan Rico? Anda mengenal Reisha?” berbagai pertanyaan Mandala membuat Rico kaget dan agak ngeri.
“Hem… siapa yang tidak asing dengan nama Reisha yang ramai dengan berita kematiannya yang masih misterius,” Rico pura-pura acuh dengan penemuannya.
“Iya dan aku akan membantu apapun yang Reisha minta, mungkin juga bila Reisha ingin membalaskan dendamnya pada siapapun!” Mandala bisa membaca getaran yang aneh dari nada Rico. Mandala yakin sekali jawaban Rico barusan tidak tanpa alasan, juga keterkejutan yang ada dalam nadanya.
“Hmmm ada yang aneh dengar nama ‘Reisha’. Tapi apa…? Aku bisa merasakan ada keterkaitan antara Rico dan Reisha. Apa ya…?” Mandala menyipitkan mata dan mengernyitkan dahinya.
@@@

Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices