Kacamata Kematian

Reads
190
Votes
0
Parts
15
Vote
by Titikoma

2. Toko Barang Antik

Franco
Jarum jam sudah menunjukkan pukul dua dinihari. Di saat kebanyakan orang sudah berkelana di alam mimpi, aku masih saja terjaga melototi laptop kesayangan. Tentu aku melakukan ini bukan tanpa alasan. Ini gara-gara Langit.
Nggak ada badai, nggak ada banjir dia tiba-tiba bilang kek gini, “Franco, lo ada ide nggak biar wajah gue itu keliatan lebih ganteng dari Samuel atau setidaknya bisa bikin Arshita mau gue ajak jalan.”
Lebih dari lima tahun, aku mengenal Langit baru kali ini dia pengen jadi cowok ganteng. Biasanya Langit selalu mensyukuri wajah pemberian Tuhan. Cinta, memang mengubah segalanya.
Dan sialnya, nggak tau kenapa mulutku malah menjawab permintaan Langit seperti ini, “Besok lo ikut gue ke sebuah tempat yang bisa bikin wajah lo terlihat ganteng di mata cewek-cewek.”
Cling!
Ada banyak artikel yang muncul. Ntah kenapa hatiku lebih tertarik membaca artikel di blog www.arinynurulhaq92.blogspot.com.
Semua cewek pastilah mendambakan memiliki suami yang ganteng untuk memperbaiki keturunan. Terus gimana dong cowok yang wajahnya pas-pasan? Eits, buat cowok yang wajahnya pas-pasan jangan kecil hati. Ada 5 cara yang bisa bikin cowok terlihatan ganteng di mata cewek. Antara lain :
Akhlak
Di mata cewek-cewek sholehah tentu cowok berakhlak mulia jauh lebih keren daripada cowok yang hanya bermodal tampang. Kalau akhlak cowok sudah baik maka tetap terlihat ganteng kok. Jadi kelihatan ganteng perbaiki akhlakmu dari sekarang.
Tatapan Mata yang Tajam
Seperti kata pepatah ‘Dari mata turun ke hati’ Ada juga cewek-cewek yang suka sama cowok yang memiliki tatapan mata tajam. Saat cowok menatap mata cewek tajam, dijamin klepek-klepek. Sejelek apapun akan tetap terlihat ganteng.
Senyum Memikat
Adapula cewek yang suka cowok memiliki senyum memikat. Jadi kalau mau kelihatan ganteng, mulai sekarang perbanyak senyum ya.
Camera 360 atau Photoshop
Kalau kamu tidak memiliki nomor satu sampai nomor 4, jalan satu-satunya agar kamu kelihatan ganteng di mata cewek ya dengan cara tiap foto menggunaka jasa camera 360 atau photoshop.
“Ah, kampret. Artikelnya sama sekali nggak bantu gue. Si Langit itu tatapan matanya sepet, senyumnya jugsa kecut. Akhlak? Bisa dikategorikan buruk sih. Kalau gini ceritanya besok gue bawa dia kemana? Sedangkan gue sendiri nggak tau tempat yang bisa bikin orang jadi ganteng.” Aku menggerutu sendiri.
Ke salon? Percuma. Dipermak gimanapun juga wajahnya tetap aja model gitu. Dibawa ke dokter operasi plastic? Yang ada ntar dia malah ngutang duitku. “Oh, Tuhan bantulah hambamu ini untuk mengatasi masalah Langit.” Aku berdoa dalam hati.
“Franco, nih, owe punya kacamata ajaib yang bisa bikin wajah lo kelihatan ganteng di mata cewek-cewek. 2 Hari kemudian dijamin bakal banyak cewek yang nyatain cinta ke lo.”
“Serius, Om? Harganya berapa tuh kacamata?”
“Murah kok Cuma satu juta. Tapi ada efek sampingnya.”
Obrolanku dengan Om Anthony Xie dua tahun lalu kembali terngiang di telingaku. Kacamata itu masih ada nggak ya? Secara om Anthony nawarin kacamata itu ke aku, dua tahun yang lalu. Untuk memastikannya aku langsung menekan nomor Om Anthony.
Tutt… Tuuut
Aku jadi gregetan sendiri, pasalnya Om Anthony lama banget menerima telepon dariku. “Ayo dong cepetan angkat, Om.”
“Halo, selamat malam. Dengan siapa dan dimana?”
“Akhirnya Om Anthony angkat telponku juga.”
“Eh, kamu Franco kan?”
“Iya, Om saya Franco.”
“Ada apa nih nelpon malam-malam gini? Papa mamamu sehat kan?”
“Alhamdulillah, sehat. Saya nelpon om malam gini Cuma ingin nanyain kacamata ajaib yang om tawarkan ke saya dua tahun yang lalu masih ada nggak?”
“Hmmm … rasanya sih masih ada. Coba deh besok kamu datang ke toko barang antic om di Menteng saja.”
“Siap, Om.”
Klik. Aku memutuskan sambungan telepon. Sesaat kemudian aku melonjak kegirangan di kasur. Akhirnya menemukan cara membantu si Langit. Memang ya ide cemerlang itu muncul saat kita lagi putus asa.
***
Pulang dari kuliah, aku mengajak Langit ke pasar Antik Jalan Surabaya, Menteng Jakarta Selatan. Om Anthony punya toko barang antic di pasar ini. Bara-barang jualan om Anthony antara lain : perangkat gramapon, piringan hitam dari para musisi zaman nenek moyang, guci, telepon putar, jam dinding kuno dan masih banyak lainnya.
Langit terbengong-bengong melihat pemandangan di depannya. Dia tiba-tiba menyikut lenganku. “Eh, ngapain lo ngajak gue ke tempat ini? Emangnya tempat ini bisa bikin wajah gue jadi ganteng?” tanyanya.
“Udah, lo tenang aja. Yuk, kita masuk ke dalam!” Aku mengajak Langit memasuki toko barang antiknya Om Anthony.
“Selamat siang, Om Anthony,” sapaku ramah.
Mata Om Anthony membulat. “Eh, Franco. Tumben datang ke sini? Mau beli barang antic?”
Aku menepuk jidat sendiri. Dari zaman dulu sampai sekarang sifat pelupa Om Anthony nggak hilang-hilang. Malah makin tambah parah. Tadi malam dia sendiri yang minta aku datang ke toko barang antiknya, masa sudah lupa?
“Saya ke sini Cuma pengen nanyain kacamata yang dua tahun lalu om tawarkan ke saya masih ada?”
“Wah, kebetulan banget. Kemarin ada kakek yang nawar kaca mata ini, tapi ujung-ujungnya nggak jadi. Eh, ternyata kacamata itu memilih kamu sebagai pemiliknya.”
“Bukan buat saya sih, Om. Tapi buat temen saya. Oh iya, kenalin nama temen saya Arsyil Langit Ramadhan. Biasa dipanggil Langit.”
“Oh. Bentar owe ambilkan dulu kacamatanya.”
Nggak sampai lima menit, Om Anthony balik lagi membawa kacamata. Kalau kamu mengira kacamata ajaibnya itu model kuno ala-ala Betty La Fea, kamu salah besar. Kacamata milik om Anthony justru modelnya modis. Sebelas dua belas lah sama model kacamata Afgan yang dulu.
Om Anthony menjelaskan tentang khasiat tentang kacamata ajaib itu ke Langit secara lengkap tanpa ada yang terpotong.
“Saya tertarik Om beli kacamata ini, berapa harganya?” Tanya Langit begitu antusias.
“Nggak mahal kok. Satu juta aja.”
Langit mengeluarkan dompetnya dari saku celana. Lalu menyerahkan 10 lembar uang seratus ribuan ke Om Anthony. “Pas kan Om uangnya?”
Mata Om Anthony berbinar. “Temen lo boleh juga. Dia sama sekali nggak nawar harga kacamata ini,” ucap Om Anthony berbisik di telingaku.
“Dia lagi ngebet pengen jadi ganteng, Om.” Aku balas berbisik di telinga Om Anthony.
“Oh, pantes. Yang penting kacamata owe laku.”
Aku dan Langit pun berpamitan. Nggak lupa Om Anthony ngasih persen ke aku karena aku berhasil membuat kacamata ajaibnya itu laku. Ini mah namanya sekali dayung tiga pulau terlampaui.

Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices