kepentok kacung kampret
Kepentok Kacung Kampret

Kepentok Kacung Kampret

Reads
192
Votes
0
Parts
20
Vote
by Titikoma

17. Adakah Cinta?

Renata keluar dari kerjaan lama dengan baik, bahkan Pak Rudi memberikan kenang-kenangan berupa sertifikat sebagai cleaning service teladan dan juga surat rekomendasi kerja yang memuaskan.
Supeno juga berkata,”Hmmm aku bangga dengan kamu, setidaknya gak mengecewakan merekomendasikan kamu setahun lalu bekerja di sini. Keluar tanpa masalah dan alasan yang bagus karena kamu ingin mendapat pengalaman yang lain. Yah saatnya lah perlahan kita naik dalam pekerjaan. Eh aku juga selain sopir juga bantu-bantu jadi admin di counter DogCat.”
“Waaah counter DogCat kan dekat dengan tempat pameran aku Pen, yah asiklah aku bisa sesekali main ke counter kamu. Hmmm jadi bisa makan siang barenglah setidaknya,” kata Renata.
“Iya, asal jangan suruh aku traktir makan siang kamu tiap hari,” goda Supeno.
“Ih enak aja, kamu tuh yang suka maksa-maksa aku dibayarin padahal aku sudah menolakkan? Kan aku bilang gantian, tapi kamu sok-sokan banyak uang diam-diam ke kasir dan bayarin. Besok-besok aku gak mau lho!” jawab Renata galak.
“Hehehe siap-siap ... besok-besok kamu sudah punya penghasilan lebih baik lagi Non, aku gak akan bayarin makan kamu lagi. Aku mau nabuuuung buat ....” lagi mikir, Renata menyahut.
“Hmmm buat nikahin Rindu pasti!” sambil tersenyum menggoda seperti biasa.
“Kok Rindu terus sih? Kan sudah berkali aku bilang, aku dan Rindu gak ada apa-apa. Lagian Rindu sekarang lagi suka sama cowok tuh!” balas Supeno rada galak.
“Oh ya, sepertinya Rindu gak bisa move on deh dari kamu!” cecar Renata.
“Dia sudah move on, lagian yang aku suka bukan Rindu tapi ....” Supeno tak berani melanjutkan perkataannya. Dirinya tak mau bermasalah lagi dengan Renata.
“Dengan Rindulah!” ucap Renata bersikeras, walau dalam hatinya dia deg-degan. Sebenarnya makin kemari Renata bisa merasakan kebaikan Supeno yang tulus dan hmmm sebenarnya Supeno juga ganteng hanya saja memang kelihatan sangat lugu.
“Terserah kamulah! Kamu tahu perasaanku sebenarnya ....” jawab Supeno pelan hampir tak terdengar.
Dan Renata sebenarnya mendengar, hanya saja pura-pura cuek! tak urung hatinya berdebar, antara penasaran rasa cinta dan sekedar ingin membalas budi kah atas kebaikan Supeno selama ini? tapi kenapa hatinya merasa tak ikhlas jika Supeno benar-benar jadian dengan Rindu. Untuk menutupi rasa yang mulai timbul, rasa cemburu, tapi malu untuk mengakui maka Renata memilih untuk meyakinkan diri kalau Rindu lah yang memang selalu baik pada Supeno dari awal hingga sekarang paling tepat menjadi pacar Supeno.
Tapi Renata merasa, sepertinya cinta Supeno di waktu lalu masih ada. Sementara pada dirinya adalah cinta itu? Renata meragu diantara perasaan cinta yang mulai bersemi diam-diam.
***
“Ren, kamu kan sekarang sudah gak menjabat kacung kampret amat lah. Hmmm istilahnya kamu Admin dan Sales Support di Perusahaan Kencana Regency. Lihat kamu punya kartu nama keren, kamu meng-handle klien-klien tingkat ekonomi menengah ke atas sementara aku masih jadi kacung kampret yang di suruh sana-sini, hmmm kira-kira kamu akan meninggalkan aku gak ya?” tanya Supeno sambil menikmati makan siang jam istirahat bersama Renata.
“Kok kamu ngomongnya gitu sih? kenapa?” tanya Renata.
“Hmmm aku tadi perhatiin kamu dari jauh, aku lihat Bernard main ke counter kamu dan sepertinya kalian serius sekali berbicara,” kata Supeno susah payah menahan sebuah rasa cemburu.
“Iyaaa, aku baru mau cerita hal ini, eh ternyata kamu diam-diam udah tahuuuu saja,” jawab Renata cuek.
“Jadi mau apa Bernard ke counter kamu? Mau beli rumah?” tanya Supeno lanjut.
“Enggak, dia hanya minta maaf atas sikapnya dan memang dia ingin menebus kesalahan dia dengan mengajak aku balik lagi. Hmmm ....,” Renata menarik nafas panjang.
“Oh, lalu jawaban kamu apa?” tanya Supeno penasaran.
“Aku bilang, aku gak bisa jawab sekarang. Aku perlu waktu karena aku masih sakit hati dengan perlakuan dia padaku,” ucap Renata sedih.
“Kamu masih cinta ya sama Bernard?” tanya Supeno lirih.
“Bernard itu cinta pertama aku Pen. Bahkan kamu saksi pertama bagaimana waktu lalu aku mengejar cinta dia, kamu tahu aku menitipkan surat cinta padanya, sayang sekali ... dia tak mau bersamaku saat aku jatuh bahkan sebaliknya dia mengejek aku dan mengkhianati aku,” lanjut Renata.
“Tapi sepertinya kamu masih sayang, kamu belum bisa move on walau Bernard sudah menyakiti kamu,” Supeno sebenarnya sakit mengatakan hal barusan, tapi ini lebih baik menghadapi kenyataan walau pahit sekali.
“Entahlah Pen, memang perbuatan dia ternyata belum bisa sepenuhnya menghapus rasa cinta ini, bisa jadi aku masih terbawa rasa cinta pertama yang kuat. Bitter sweet heart dia buatku,” Renata berucap pelan, tapi mebuat Supeno sakit sekali di ulu hati sebenarnya.
Tapi itulah Renata dia pasti bicara jujur sesuai kata hatinya. Tak menyangka kalau apa yang dikatakan baru saja sungguh membuat Supeno seakan terlempar ke benua antartika dalam sekejap. Menggigil!

Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices