
by Titikoma

Balas Dendam Berlanjut
Bisa ditebak, Rama terus menghubungi Renata yang sengaja menghilang. Renata tidak mau bertemu dengan lelaki yang jelas-jelas mengkhianati dirinya, Di depan muka bunda dan Nathan. sangat memalukan. “Renata membuka inbox voice mail yang ternyata dari Rama, “Renata sayang maafkan aku, aku benar-benar khilaf, tapi percayalah setelah ini tidak akan terulang lagi. I am is yours dan you are is mine.” Renata hanya tersenyum sinis. Tiba-tiba dia memikirkan sesuatu, dendam yang berlanjut. “Baiklah permainan kita mulai lagi brengsek! Akan aku balas setimpal apa yang kamu perbuat padaku!” Renata membulatkan tekad memasang strategi baru menghadapi Mas Rama Firmansyah. “Maafkan aku Renata Sayang...” Mas Rama mencium lembut tangan Renata. Wajah Renata masih dingin walau tiba-tiba sebuah cincin berlian melingkar manis di jari manisnya. “Apa ini maksudnya, kamu mau melamarku?” Renata menantang mata Rama yang tiba-tiba memilih menghindar tatapannya. “Huh sekarang aku tahu kamu siapa sebenarnya Rama Firmansyah, aku sudah banyak mencari tentang kamu. Ternyata kamu memang banyak bermain dengan wanita di luar aku. Sayang sekali kalau kamu masih menganggap aku tidak tahu tentang kamu. Dasar bodoh!” Renata berbicara dengan hatinya sendiri. Siapa lagi kalau bukan Rona, asisten pribadi yang sengaja Renata cekoki dengan minuman keras untuk mengorek semua informasi yang selalu tersimpan rapi dari mulut asisten pribadi sekaligus manajer pribadi Rama Firmansyah. Saat itu Rona tidak tahu sama sekali baru saja keributan dirinya dengan Rama. Renata tidak mau kalah start, saat Rona punya waktu dia cekokin minuman keras dan meluncurlah ternyata banyak wanita yang sudah ditiduri oleh Rama Firmansyah. Dari sekian banyak memang Renata yang ingin Rama pertahankan, entah sampai kapan dia siap terikat dalam perkawinan lagi. Renata paham, pantas saja istri pertamanya minta cerai, pasti kasusnya hampir sama dengan dirinya. Seorang Rama Firmansyah tidak bisa untuk setia dengan satu wanita! Balas dendan berlanjut, Renata pura-pura mau mencoba jalan kembali dengan Mas Rama dan akan mencoba memenuhi permintaan Rama kalau cintanya tidak akan berubah pada dirinya. “Aku tidak tahu Mas Rama, yang jelas aku sangat sakit hati!” Renata kembali menatap tajam dan menolak tangannya dipegang. “Renaaa maafkan akulah! Sekali ini saja!” Renata tersenyum sinis, wajahnya tetap memancarkan kecantikan, “Heh sabarlah, aku masih mencoba memaafkanmu!” “Besok kita ke Bali yuk, refreshing,” Mas Rama mencoba meraih tangan Renata dan kali ini Renata membiarkan Rama mulai mengelus punggung tangannya. “Nggak! Aku belum bisa!” “Atau kita jalan ke mana pun yang kamu inginkan,” Mas Rama memberikan pilihan. Sebenarnya Bali memang tempat yang ingin Renata lewati menghabiskan akhir pekan. Tapi sepertinya gampang sekali hanya disogok jalan-jalan dia harus kembali seperti dulu. No way! “Kapan-kapan saja kita bersama lagi. Sementara kita kembali seperti kita saat mengenal pertama. Aku masih terlalu sakit!” Renata berpura-pura sangat terpuruk. Salah satu strategi yang dia buat. Kemarin saat dia tengah mencekoki Rona di kawasan hang out di sebuah diskotik De Beer, tiba-tiba seorang pria mendekatinya dan memberikan kartu nama. Membisikkan kalimat, “Jangan ragu untuk menghubungi saya kalau kamu punya masalah dengan cowokmu!” Pria yang matang, wajah indo berkulit putih. Membawa kharismatik sendiri. Bagai lingkaran setan saja wanita tidak baik bertemu dengan lelaki yang tidak baik juga. Sepertinya dendam masih berlanjut. Nama pria itu Jovan, seorang pengusaha kayu, tambang dan mempunyai bisnis emas. Setelah Rama meninggalkan dirinya dengan cincin melingkar dan sejumlah cek yang cukup besar, Renata mempertimbangkan untuk menghubungi Jovan.