Hati Yang Terbatas

Reads
105
Votes
0
Parts
17
Vote
by Titikoma

Really Falling In Love

Sampai di basecamp ternyata masih sunyi senyap. Jam menunjukkan pukul 21.30, Pak Sarjo kata emak barusan masih di kelurahan karena ada rapat. “Ajarin aku dong metik gitar,” Kinanti merebut gitar yang sedang dimainkan Bagus. “Boleh...” “Tapi siap-siap jari kamu menjadi kaku ya dan ngapal, karena pertama kali latihan. Mau nggak?” Bagus tersenyum. “Hmmm coba ya, kalau lihat kamu kayanya asyik banget pindah-pindah kuncinya.” Kinanti mulai jrang jreng nggak jelas. “Enakan kamu belajar dari satu lagu aja yang ada beberapa kuncinya. Hmmm ini deh lagunya Peterpan_Mimpi Yang Sempurna,” Mungkinkah bila ku bertanya-kuncinya Em_C_G-Pada bintang-bintang-kuncinya D_Em_ Dan bila ku mulai merasa-kuncinya Em_C_G-Bahaya kesunyian-kuncinya D-Em_C_G_D terus berulang kunci yang sama untuk teks selanjutnya... Sadarkah aku yang berjalan_Dalam kesunyian_Terdiam, terpana, terbata_ Semua dalam keraguan-kunci D aja...” Bagus memindah jari jemarinya dari satu kunci ke kunci lain yang sederhana, Kinanti penasaran untuk bisa satu lagu ini saja. “Nah udah terus aja belajar kunci C_G_D_Em berulang, kuncinya cuma itu aja bolak-balik sampai lagu tamat. Satu lagu saja dulu bisa, jadi per lagu dikuasai biar kamu juga asyik, kalau ngapalin kunci-kunci dulu atau teori nanti kamu bosan. Mentoknya kamu jadi penyanyi sajalah, suara kamu bagus kok.” Bagus mengacak-acak rambut gelombang Kinanti.  Tak terasa sudah pukul 22.00, suasana masih senyap. Bagus sudah membuatkannya secangkir coffe mix. Kalau mau mengikuti hasrat hati, Kinanti masih ingin belajar main gitar, berdekatan dengan Bagus yang memindahkan jari-jarinya yang salah menekan senar gitar dan menikmati sebuah kebersamaan yang lama tidak pernah singgah di hatinya setelah Mas Fauzi berlalu darinya. “Hmm aku masuk kamar dulu ya, nggak enak kita hanya berduaan,” Kinanti berpamitan. “Iya, I love you Kinan...” suara Bagus nyaris berbisik dan tiba-tiba sebuah kecupan mendarat di pipi Kinanti. Kinanti tidak bisa mengelak, “Nice sleep Bagus,” lalu meninggalkan Bagus dan memutuskan untuk menggosok gigi. Tak lama Kinanti terlelap di dinginnya malam Minggu yang membuat hatinya riang, sebuah kepastian terjawab sudah. Resmi sudah dirinya mempunyai pacar... second love akhirnya menghampiri dan hati Kinanti berbunga-bunga riang.  Semakin haru hubungan Kinanti dengan Bagus semakin mesra, tampaknya teman-teman setimnya juga tidak terlalu mempersalahkan mereka. Apalagi sadar keduanya memang sama-sama jomblo, jadi ya sudahlah. Memang bukan hal yang aneh kalau Kerja Kuliah Nyata juga diselingi Kisah Kasih Nyata. Sepertinya hubungan Kinanti dan Bagus tidak bisa disembunyikan lagi. Kemesraan antara mereka sangat terbaca, walau kadang keduanya sok tampak cuek tapi teman-teman tahu mereka sudah mempunyi perasaan lebih, tidak hanya sekedar rekan KKN tapi sudah ada perasaan hati yang masuk. Satu per satu program kerja KKN tercapai, malam ini Jaka mengumpulkan semuanya. Kebetulan pas ngumpul semua termasuk Om Paul dan Pak Dewo yang paling sering meninggalkan lokasi KKN. “Teman-teman nggak terasa kita tinggal punya waktu dua minggu yang tersisa dan 90 persen apa yang kita programkan sudah tercapai, coba kita evaluasi bersama ya. Program rutinitas sudah berjalan baik, Posyandu sudah mulai digiatkan, penambahan gizi balita dan imunisasi, pengadaan MCK, lampu penerangan dan perbaikan jembatan, musala. Terus taman bacaan, pengajian bersama, penyuluhan hidup sehat, pemberian bibit tanaman semuanya juga sudah selesai dengan baik,” Jaka tampak berbinar dengan hasil kerja tim mereka. “Dua minggu ini tersisa apa ya?” Lintang bertanya. “Hmm kita bisa lebih santai, mungkin besok kita sesekali refreshing ramai-ramai menikmati keindahan alam yang masih sangat alami. Kemarin timnya Dilon main ke sungai dan ada air terjun lho, aduh aku lupa namanya tapi aku tahu jalannya. Besok sesekali kita ramai-ramai bergoncengan refreshing ya,” Jaka tersenyum bijak, sepertinya memang harus memberikan keluangan teman-temannya untuk bisa lebih dekat satu sama lain. Satu setengah bulan ini mereka seperti saudara. “Tapi Jak, besok kan kita sudah janji mengadakan lomba anak-anak...” Kinan mengingatkan program rencana besok. “Iya aku ingat kok Kinan, tapi kan paling setengah hari. Semua alatalat lomba sudah disiapkan. Untuk lomba sendok kelereng, lomba memasukkan bolpoin dalam botol, lomba makan kerupuk, lomba lompat karung, mengipas balon, membaca, menyanyi, puisi... bereslah jam 15.00-  an lalu kita capcus.” Mendengar Jaka memakai kata-kata ‘capcus’ sok gaul membuat yang lain senyum-senyum. Selama ini dia selalu formal, baru sekali-kalinya ini tampak santai. Sepertinya Latif juga sudah tidak lagi suka memprotes bila Jaka selalu menekan mereka bekerja lebih cepat dan sesuai target. “Aku ingin di sisa dua minggu bisa lebih santai, laporan KKN juga sudah aku kerjakan. Jadi tenanglah dan terima kasih buat kerja sama temanteman, asyik bisa kenal kalian semua. Semoga setelah KKN selesai kita tetap saling keep contact,” Jaka tersenyum puas. “Hmmm ada yang jadian lho,” tiba-tiba Lintang menyeletuk dengan nada akhir panjang sambil melirik Kinanti yang pas di samping Bagus. Tidak dapat mengelak lagi Bagus dan Kinanti jadi salah tingkah, disenyumsenyumin teman-teman yang lain. “Gak apa-apalah jadian, wong sama-sama jomblo. Pokoknya kita saling doakan yang terbaik, yah kalau ternyata berjodoh kan satu program KKN lagi tercapai Kisah Kasih Nyata,” Latif dengan cuek berkata-kata. “Apaan sih, sudah-sudah… kasihan Kinan tuh wajahnya!” Bagus memperingatkan teman-temannya yang membuat dia takut kalau dibiarkan akan semakin memojokkan dan menggoda Kinanti dan dirinya. Perlombaan anak-anak menjadi hal yang menyenangkan, kebahagiaan terpancar di wajah anak-anak bimbingan mereka. Dari mulai jam 09.00 perlombaan demi perlombaan digelar. “Ayo Bibil cepetan-cepetan lompatnya!” Kinanti menyemangati seorang anak kecil yang tengah melompat memakai karung. Anak kecil yang dekat dengannya dan suka sekali bila Kinanti membacakan cerita-cerita fabel. Meskipun Bibil tidak menang dan ada rasa kecewa, Kinanti tetap mengajaknya tos. Wajahnya yang polos kembali semangat mengikuti lomba yang lain, dari seberang Bagus sedang sibuk menangani lomba makan kerupuk. Kinanti tertawa geli, dengan keusilannya yang menaikkan tali pengikat kerupuk jadi anak-anak kesulitan menjangkaunya. Kasihan tapi juga kocak, mulut mereka sudah buka lebar-lebar sementara tangan diikat tapi kerupuk mendadak ditinggikan, membuat mereka protes dan tertawa di sela-sela lomba. “Ahhh Mas Bagus mahhh... susah nih ngabisin kerupuknya!” Amran memprotes karena kerupuknya sudah tersisa sedikit dan sudah dipastikan menang karena menghabiskan pertama kali. “Kasihan ah Gus!” Kinanti mendekati dan menjewernya, membuat suasana lucu dan semakin riuh. Anak-anak kecil menggodanya, “Rasain Mas Bagus ama Mbak Kinanti dijewer!” teriak Bibil. “Mbak Kinanti pacar Mas Bagus, suit suit!” kali ini celetukan Acil yang suaranya cempreng dan kalau nyanyi paling pede. Bagus mengacak-acak rambut Acil yang jabrik, sementara Kinanti cuma bisa tersenyum simpul. Latif asyik dengan lomba mengipas bola di halaman sisi kanan, Pak Dewo dan Om Paul tengah heboh juga dengan memasukkan bolpoin ke botol.” Lintang dan Jaka menyediakan air minum dan cemilan anak-anak. Satu per satu perlombaan selesai, pas jam 13.00 semua acara selesai. Para pemenang akan dapat hadiah minggu depan di acara pentas seni dan  syukuran atas keberhasilan program KKN mereka. Masih ada tugas Lintang yaitu mengajarkan keterampilan membuat bunga kertas dan Kinanti juga akan mengajari dasar-dasar merias. Kinanti ingin mengajarkan beberapa remaja yang ingin belajar dandan. Kalau masalah dandan, Kinanti pribadi tidak suka dandanan menor, biasanya ke kampus hanya menggunakan pelembab dan bedak tipis lalu lipstik. Tapi di KKN Kinanti akan mempraktikkan dandanan lengkap bila untuk acara istimewa dan dandanan natural untuk keseharian atau pergi-pergi biasa. Pelaksanaan besok sore, semua peralatan sudah siap jadi santai sajalah. Peserta juga lumayan ada sekitar 12 remaja putri yang berminat dengan kelas make up. Sementara untuk peserta acara, Lintang lebih banyak. Selain kedua belas orang yang ikut kelas Kinanti, ada penambahan sepuluh ibu-ibu yang tertarik belajar keterampilan membuat bunga kertas dari bahan dasar kertas krep.  Perlombaan anak-anak juga sudah cukup merata untuk pemenangnya, karena bila sudah menang di salah satu perlombaan dia tidak diizinkan memenangkan lagi meskipun tetap bisa meramaikan. Cukup lumayan bisa beristirahat 2,5 jam, Jaka sudah woro-woro untuk acara jalan menikmati keindahan alam lereng Gunung Merapi DesaKecamatan Dukun. Kinanti membonceng Bagus, sudah otomatis saja tidak ada yang mengutak-atik mereka berpasangan. Lintang dibonceng Latif, sementara Jaka dan Pak Dewo, Om Paul sendiri. Kinanti tidak hafal jalan yang berkelak-kelok menuju sebuah sungai dan ada air terjunnya. Airnya sangat jernih, juga pemandangannya sangat sejuk. Percaya saja dengan teman-teman lain. Tiba-tiba Jaka sudah main cebur saja dengan celana pendek tanpa atasan. “Hayooo turun, airnya segar banget!” sambil menciprat-cipratkan air ke semuanya. Ternyata Pak Dewo dan Om Paul juga Lintang antusias menceburkan diri ke air. Bagus dan Kinanti masih asyik menikmati pemandangan di salah satu batu besar dan tanpa disangka berdua didorong oleh Jaka dan teman-temannya. “Aiiih aiiih!” Bagus kehilangan keseimbangan. “Byuuuur,“ basah kuyup semua badan Bagus dan baju-bajunya. Kinanti juga sudah larut dengan segarnya air pegunungan karena Lintang sengaja meneggelamkan kepalanya dengan ketawa-ketawa lebar. Kali ini benar-benar seperti bukan anak mahasiswa kelakuannya, tapi kaya anak-anak kecil yang kegirangan main air. Hanya Latif yang tetap siaga tidak mau larut dengan permainan basahbasahan. Alhasil Latif yang disuruh mengambil foto beramai-ramai. Berbagai pose gila pun sudah terekam, tak peduli kedekatan tercipta. Mungkin buat yang sudah punya pacar akan menyebabkan perang dunia ketiga, tapi sudahlah ini dunia KKN dan hanya di KKN saja. Nasib naas Latif setelah semua menggigil kedinginan dan sudah berfoto  dengan jepretan ala Latif, Latif dikeroyok ramai-ramai dan dibantai abis diceburkan ramai-ramai ke sungai. “Oiii sialan kalian,” Latif langsung mau menepi tapi Jaka dan Om Paul langsung menjorokkannya lagi. Semua menertawakan keriuhan ini dan Latif dibuat tidak berdaya apapun. Puas dan dingin menyerang karena tidak bawa baju ganti, mereka memutuskan kembali ke basecamp “Dingin ya Kinan Sayang...?” Bagus menarik tangan Kinan dan membiarkan memeluk pinggangnya. Sungguh dingin dan tubuh Kinan menggigil, Kinan mempererat pelukannya mencari sedikit rasa hangat. Sesampainya di basecamp, Pak Sarjo geleng-geleng kepala melihat anakanak asuhan KKN-nya pulang dengan basah kuyup, dengan senyum tersungging kebapakan menyuruh cepat mandi dan minum air teh panas yang selalu disajikan setiap sore. “Huiii pisang goreng,” Bagus langsung menyomot selepas mandi. Aroma wangi tubuhnya merebak berbaur dengan pisang goreng hangat dan duduk mengangkat kaki. Semua terdiam menikmati senja yang tenggelam di depan rumah Pak Sarjo yang di depannya terhampar lapangan dan tidak jauh ada persawahan. Mata Kinanti dan Bagus saling menatap dan dua hati saling berucap, “I really falling in love...” 


Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices