
by Titikoma

Still
Betapa kagetnya Kinan, esoknya ketika berencana memblokir dua ATMnya yang ada di dompet dan satu kartu kredit ternyata telah terjadi penarikan dan menghabiskan uang yang tersimpan di dalamnya, juga ada transaksi pembelian lewat kartu kreditnya. Kinanti tidak tahu harus minta tolong siapa lagi, Jaka yang melihat kebingungan dirinya di kantor membantu dengan cepat untuk menutup semua ATM dan kartu kredit dengan kondisi yang sudah terlambat. “Aku tidak menyangka Bagus setega itu ke kamu Kinan,” Jaka merasa kasihan dengan Kinanti yang tampak lesu dan kurang tidur. “Terlebih telah menguras ATM dan kartu kreditnya, ini sudah kriminal Kinan, sebaiknya kamu laporkan saja ke Kepolisian.” Jaka mengusulkan pendapatnya. “Jangan Jak! Mungkin Bagus memang sedang membutuhkan dana untuk kuliahnya, sudah aku ikhlas kok... semoga setelah ini dia akan memperbaiki diri dan menjadi lebih baik dengan aku,” Kinanti menarik dan menghembuskan napas panjang, berusaha bersabar dan masih ada cinta di hatinya walau terasa hambar. Hanya saja Kinanti mencoba menuntaskan dengan konsekuensi yang sudah diambilnya. “Kinan-Kinan... sayang sekali kamu gadis baik harus mendapat pacar brengsek kaya dia,” Jaka menatap tajam Kinan, dan Kinan memejamkan mata teringat kalimat Bagus semalam terngiang, benarkah dirinya yang terlalu lugu! Tatapan mata Jaka tadi mengisyaratkan Jaka menganggap dirinya tidak sekedar sahabat, di mata Jaka ada rasa cinta dan ingin memilikinya. Dan pastilah Evi marah karena Jaka selalu membawa dirinya dalam hubungan mereka. Kinanti yakin Jaka mulai membandingkan dirinya dengan Evi. “Jaka, sekali ini saja maukah kamu jujur padaku?” Kinanti harus dapat kepastian. “Apa pun untukmu aku lakukan Kinan...” Jaka menatapnya tajam. “Apakah kamu mencintaiku?” Kinan balik menatap tajam mencari pembenaran. “Aku mencintaimu Kinan sejak awal melihatmu di KKN, tapi aku tak bisa apa-apa karena aku terikat dengan Evi, dan cintaku semakin besar sampai detik ini. Hanya saja hati kamu memang sepenuhnya untuk Bagus,” Jaka tetap juga menatapnya tajam dan meraih tangan Kinan. Tetapi Kinan langsung mengibaskan dan memilih meninggalkan Jaka begitu saja. Jaka berlari mengejarnya. “Kinan apakah kamu masih mengharapkan si brengsek Bagus?“ Jaka kembali meraih tangannya dan Kinan mengibaskan untuk kedua kalinya. Ternyata kata-kata Bagus semalam memang benar adanya, pantesan Bagus sangat marah. Demikian juga Evi, ternyata Jaka memang mencintainya dan ada campur tangan masa lalunya yang membuat Bagus merasa sangat tidak berarti. Pekerjaan yang sekarang Kinanti dapatkan juga karena informasi dari Jaka, bahkan tidak diduga dia dan Jaka diterima di perusahaan yang sama sekarang. Jaka menginformasikan lowongan pasti ada maksud agar bisa ada kesempatan bersama dan ternyata terkabul. “Kinan? Apakah kamu akan tetap mencintai Bagus dan memilih dia daripada aku yang bersedia meninggalkan Evi demi kamu?” Kali ini Jaka memegang tangan Kinanti kencang sehingga Kinanti tidak bisa mengibaskannya lagi. “Aku masih mencintai Bagus dan masih akan mencoba memperbaiki hubungan aku dan dia tanpa campur tangan kamu Jaka.” “Kinan... Bunda tahu apa yang terjadi sebenarnya semalam!” tibatiba Bunda sudah menegurnya saat Kinanti baru saja sampai di rumah sepulang dari kantor. “Kamu sudah dijambak berulang juga dicubit keras, lihat pahamu sampai biru! Kamu masih saja akan mempertahankan hubungan kamu dengan Bagus? Bunda dari awal bertemu dengannya merasa tidak cocok, tapi kamu tampaknya sangat mencintai jadi Bunda pendam dalam hati. Tapi Bunda tadi mendapat informasi dari sopir taksi yang mengantar kamu semalam dan bercerita apa adanya, termasuk cowok yang turun begitu saja sambil menyita hp dan dompet kamu. Dasar laki-laki tak berguna!” Bunda Sari sangat emosi dan Kinanti hanya bisa terdiam seribu bahasa, cinta masih ada di hati. Berusaha menutupi kejelekan Bagus nyatanya bunda memang lebih peka. Memang benar hati bunda adalah hati yang paling tajam di dunia. Bunda akan merasa terusik bila anak yang dilahirkannya sedang tersakiti. “Maafkan Kinanti, Bunda. Kinanti masih mencintainya...” Kinanti meratap. “Apa Dhe... kamu masih mencintai laki-laki brengsek seperti itu? Pikirkan kerugian moril dan material kamu punya pacar kaya Bagus!” tiba-tiba Kak Melati yang baru selesai mandi juga habis pulang kantor ikut marah dengan sikap adiknya yang masih mencintai lelaki brengsek itu. Diam-diam Melati juga bercerita pada ayahnya yang langsung marah dengan perlakuan Bagus, kalau perlu ayahnya akan menyuruh orang untuk menangkap Bagus hidup-hidup, tapi Melati mencegahnya karena sepertinya melihat gelagat Kinanti yang masih berusaha melindunginya. Tapi Melati mau melihat sejauh mana batas hati kekuatan Kinanti untuk mempertahankan cintanya.