
by Titikoma

Epilog
Mauren tidak sadar diri setelah begitu banyak orang yang menghampiri
dirinya dan seorang badut yang sepertinya juga sekarat menghadapi
preman-preman yang menghajarnya.
Mauren menatap wajah Nico yang masih menyisakan dandanan badut
yang dia lakukan sebagai penyamaran agar tidak dikenal orang.
Nyeri sekujur badannya tapi tak senyeri rasa takut yang kini merayapi
hatinya. Akibat hajaran para preman suruhan Firman tanpa ampun, semua
baru selesai ketika tiba-tiba masyarakat sekitar melihat ada perkelahian
dan mencoba menghentikan. Semua sudah diamankan termasuk Firman,
tetapi menyisakan Nico dengan kondisi koma.
Mauren terhenyak mendengar cerita mamanya kalau Nico datang ke
rumah dengan sengaja memakai kostum badut untuk memberikan
kejutan pada Mauren bahwa dia mempunyai berbagai cara penyamaran
agar dia nantinya akan merasa nyaman bila jalan bersamanya.
Nico juga akan menceritakan jujur semua tentang masa lalunya, tapi
tampaknya sekarang hanya doa yang bisa menolong.
Setiap hari Mauren menemani Nico berbincang dalam tidurnya, mencoba
menceritakan semua masa lalu dia juga dan perasaan hatinya pertama
kali bertemu Nico lalu rasa cinta yang menyapa juga rasa sakit karena ada
kejujuran yang tersembunyi dan terlambat harus Mauren ketahui.
Seperti juga Mauren di dunia nyata dan Nico di dunia komanya, berharap
Nico segera bangun untuk mendengarkan khabar hatinya yang tetap
mencintainya dan berjanji untuk belajar menerima segala kesalahan
masa lalu Nico.
Dan harapan itu... ada gerak dari jari Nico yang merespon jarinya saat
menggenggam penuh kepasrahan dalam derai air matanya.