
by Titikoma

Bahagia Bersamamu
Biasanya jam sembilan malam saja Agatha sudah tertidur pulas, tapi ini jam sudah menunjukkan pukul dua belas tepat tengah malam, dua jam lalu baru saja dirinya sampai dengan diantar Kak Dion. Setelah mandi dan makan karena tadi hanya diganjal roti-roti di Majalah Falia juga ngobrol sebentar dengan mama yang sambil mendengarkan dirinya bercerita, tetap tidak lepas dari laptop. Bersyukur mama mengizinkan dirinya menjadi model cover sampul majalah Falia, asalkan tetap mengutamakan belajar. Mama tetap mengingatkan cita-cita yang papa ingin-kan menjadi seorang dokter. Entahlah Agatha tak habis pikir, kenapa mamanya masih mengingat apa yang diinginkan papa, sementara ... mana mungkin papa mengingat dirinya, mama, dan Mas Andi. Tapi sudahlah, lupakan keinginan papa. Menjadi dokter sepertinya tidak lagi jadi prioritas lagi. Agatha mulai berpikir untuk menjadi model seutuhnya, dia ingat tadi Kak Dion sempat mengatakan kalau dirinya sudah mempunyai modal yang cukup bagus untuk jadi model. Hanya saja Kak Dion ingin banyak juga share dunia model dan berarti banyak kesempatan dengan Kak Dion yang ternyata sudah semester enam di Universitas Fotografi Jakarta. Umur yang terpaut empat tahun makanya Kak Dion sikapnya dewasa, walau kesan diawal nyebelin banget, tapi tadi dia ternyata juga bisa menjadi teman yang hangat. Terlebih Kak Dion juga sudah tidak ada orang tua, sementara dia anak tunggal pasti hidupnya sepi. Kira-kira itulah kesimpulan sementara yang bisa Agatha ambil. Dan rasanya mengingat bau badan Kak Dion membuat Agatha terlelap setelah jam di kamarnya menunjuk pukul satu pagi dini hari. “Love love love love love fly me so high ... With your love aku jatuh cinta Is this my first love ... “ ring tone telepon genggam Agatha mengagetkan. Dan tertera nama “Kak Dion_Fotografer” muncul di layarnya, langsung membuat Agatha bersemangat. “Banguuun! Banguuun Cantik! Sekolah ayoo sekolah! Jangan gara-gara kerja jadi susah bangun ya!” sapaan pagi yang terindah bagi Agatha. Sambil mengusap mata dan wajah, Agatha tersenyum di balik handphonenya. Yaaa suara itu membangkitkan energi yang menjalari tubuhnya. Rasa lelah dan masih ngantuk hilang seketika. “Siap Kak aku akan segera mandi dan bergegas ke sekolah ya ... byee ...” Agatha akan mematikan telepon genggamnya. “Tunggu enggak usah pesan ojek online ya, Kakak sudah di depan rumah kamu! Ini lagi ngobrol dengan kakak kamu ...” Belum selesai mendengarkan suara Kak Dion lebih lanjut, Agatha membuka jendela kamar atasnya dan benar moge Kak Dion sudah nongkrong di halaman. Ternyata sudah pukul setengah tujuh, Agatha menyambar handuk dan segera mandi. Lalu dandan seperlunya dan mengeluarkan buku kemarin mengganti buku yang jadi jawdal hari sekarang. “Agaaatha kamu enggak sarapan dulu,” tanya mama melihat Agatha tergesa-gesa pagi ini. Mama maklum Agatha kesiangan gara-gara pemotretan kemarin. Sebenarnya hari Jumat, hari pendek makanya mama membiarkan Agatha yang sepertinya kecapaian untuk tidak memaksakan ke sekolah. Tapi sepertinya cowok yang semalam mengantar anak gadisnya tidak mengizinkan Agatha bolos. Diam-diam Mama Sisca menyukai cowok yang tadi juga sopan mengetuk pintu rumah dan meminta izin mengantar Agatha. “Ma, Kak Dion sudah di depan Agatha bawa dua tangkap ya roti tawarnya. Pasti Kak Dion juga belum sarapan ...” Agatha teringat Kak Dion sendiri di rumah. “Baiklah, Agatha hati-hati ya Nak ... Mama juga sebentar lagi dijemput Mang Salim. Kakakmu hari ini libur enggak ada jadwal kuliah jadi aman! Rumah ada yang jaga selain Bibi!” Kata mama sambil memandang Dion yang menyodorkan helm yang tak kalah macho dengan helmnya sendiri. “Dion, Mama titip jaga Agatha ya ... Tolong ingetin kalau lupa makan, belajar, dan jangan kecapean kalau pemotretan,“ Mama Sisca mengingatkan Dion. “Baik Tan ...” Belum menyelesaikan kalimatnya Mama Sisca memotong. “Ma-ma ... Mama Sisca,” lanjut Mama Sisca. Naluri seorang ibu yang mengatakan bahwa putri-nya menyukai Dion demikian juga Dion sepertinya juga baik. Ini pertama kali Agatha dekat dengan cowok. Dan sepertinya mereka saling menyukai walau baru dekat karena hampir setengah hari kemarin mereka harus bekerjasama dalam acara pemotretan. Dan Dion bertanggung jawab mengantar Agatha sampai rumah dengan motornya. “Dahhh Ma, Kak Andi aku ke sekolah dulu ya. Oh ya aku pulang cepet kok hari ini enggak ada pengulangan pemotretan kan Kak?” tanya Agatha. “Enggak, hasil kemarin sudah bagus. Paliiing sore temani ke Mall Ciputra Cibubur ya ada buku fotografi ingin Kakak beli kalau kamu mau dan Mama izinin,” kata Dion lanjut. “Hemmm boleh, tapi jangan pulang malam-malam ya walau Mall Ciputra tidak terlalu jauh,” saran Mama Sisca. “Baik Mam,” jawab Dion singkat. “Dahhhh ...” Agatha melambaikan tangan. Lagi-lagi tercium aroma khas yang semalam membuat dirinya menghangat dan pagi ini betapa hatinya girang baru mengenalnya kemarin di Majalah Falia dan pagi ini sudah dijemput untuk diantar ke sekolah. Rasanya lebih menyenangkan dibandingkan saat bersama papa yang waktu lalu setiap hari mengantarnya sekolah. Apa karena papa juga sudah mengecewakan jadi keberadaan Dion lebih membuat hatinya bahagia sekarang ini. “Kak Dion memang enggak merepotkan, Kakak hari ini enggak ada kuliah?” tanya Agatha dari balik boncengan motornya. “Enggak, pagi ini ada pemotretan iklan di Majalah Falia tapi siang sudah kelar nanti Kak Dion jemput ya, awas tunggu Kakak ya! Jangan pergi dengan siapa-siapa,” sok memerintah dan membuat Agatha terkikik. Baru sehari sudah posesif sekali menurutnya. “Hemmm gimana ya, kalau Demitri tiba-tiba ngajakin pulang bareng berarti aku tolak ya?” Agatha pura-pura keberatan dan menyebutkan nama cowok terkeren di SMU Mahardika. “Siapa ... Demitri, siapa tuh? Cowok kamu ya?” suara Kak Dion mendadak serak. “Ih kepo, mau tau bangeet atau hanya sekedar tahu Kak?” “Hemm tahu banget deh!” Teriak Dion sambil tetap konsentrasi memegang stang motornya. “Nanti sore sajalah ceritanya, aku juga belum tahu banyak tentang Kakak,” jawab Agatha ingin membuat Kak Dion penasaran dan berpikir siapa dirinya sebenarnya? Sudah tentu dirinya tak punya cowok manapun, bahkan sekalinya hatinya tercuri ya kemarin saat kerjasama pemotretan perdana dan itu adalah Kak Dion. Jatuh cinta pada pertemuan pertama, bukan pandangan pertama. Dan ini membuat hatinya bahagia. Bahagia saat berdekatan dengan Kak Dion. Ada kehangatan yang kembali setelah papa tak ada lagi di sampingnya.