
by Titikoma

Batasan Sayang Dan Cinta
Agatha teringat tadi siang di kantin Rika bercerita jadian dengan Diki kakak kelas 3 IPA, “Akhirnya Kak Diki nembak aku Agatha! Ah ternyata bukan cinta bertepuk sebelah tangan.” “Gimana dengan Kak Dion kalian sudah dua bulan ini dekat kok enggak ada perkembangan sih?” Tanya Rika yang penasaran dengan hubungan sahabatnya. “Kak Dion itu seperti kakak, entahlah perasaan dia padaku. Kalau aku sih, kamu sudah tahu banget ... aku cinta, sayang sama dia. Oh ya, besok aku juga ada pemotretan lagi di Majalah Falia, kata Kak Dion ada perusahaan farmasi ingin aku jadi modelnya.” “Waaaah selamaaaat ya Ciiiin, aku ikut bangga punya sahabat model cantik, pintar, dan tidak sombong,” kata Rika memeluk Agatha dari samping. “Iyaa, terimakasih ... doain ya kerjaan dan sekolah berjalan lancar,” Agatha tersenyum hangat. “Pastiiii ... Agatha gitu lho!” Celetuk Rika. Dan tanpa sadar di dekat mereka ada Demitri yang memilih diam tidak berkomentar di baris bangku kantin yang membelakangi. “Jadi baiknya gimana aku dengan Kak Dion Rik?” tanya Agatha. “Harus ada kejelasan dong Agatha? Kak Dion itu maunya jadi kakak atau pacar? Kalau Kakak ya bearti kamu harus cari pacar dong! Masa mau jomblo terus. Tapi kalau dia maunya pacar ya harusnya ngomong cinta taau apalah,” Rika nyerocos panjang lebar. Rasanya apa yang diucapkan Rika benar, seharusnya kalau serius Dion mengatakan rasa sukanya. Hampir dua bulan memang Dion selalu perhatian, tapi hanya diam-diam saja. Agatha tidak mau juga terlalu tergesa walau dirinya nyaman saat bersamanya. “Biarlah waktu berjalan, harapanku sih ... Kak Dion benar-benar mencintaiku, bukan sekedar sayang saja ...,” Agatha berbicara dengan diri sendiri di depan kaca kamarnya memandangi wajahnya sendiri. Ah biarlah saja waktu berjalan. Yang penting aku merasa nyaman dengannya saat ini. Kali ini senyum Agatha tampak di kaca kamarnya, sore tadi sudah tanda tangan surat kontrak perjanjian antara dirinya yang dikontrak untuk menjadi model produk vitamin salah satu perusahana farmasi ternama dan honornya lumayan besar. Setidaknya sepatu dan tas yang diidam-idamkan bisa terbeli. Waktu lalu saat saat diajak Dion ke Mall Ciputra Cibubur sempat melewati etalase sepatu dan tas yang waktu lalu dengan gampang bisa langsung mampir dan membeli bersama papa. Saat ini semua harus dibeli dengan mengumpulkan uang terlebih dahulu. Besok sepulang sekolah Dion akan menjemput Agatha untuk pemotretan iklan vitamin out door di Daerah Sentul yang asri. Agatha gembira karena fotografer untuk iklan media ini Dion, jadi sepertinya tidak terlalu tegang walau dirinya belum berpengalaman. Dion juga menginformasikan kalau PT Rise yang mengontraknya sudah beberapa kali bekerjasama dengan dirinya. Selama ini mereka sangat profesional dan bisa bekerjasama dengan baik. Orang-orang maketing yang akan bekerjasama dengan Agatha dan Dion dari PT Rise yang merupakan perusahaan farmasi multinasional Switzerland, menyenangkan jadi Agatha tak perlu takut. Itulah gambaran Dion yang berikan pada Agatha. Agatha memilih mengabaikan percakapan dengan Rika akan cinta yang harus terucap dan diungkapkan. Karena ucapan lisan adalah sebuah kepastian. Agatha berpikiran posistif saja, mungkin Dion masih butuh waktu lebih lama mengenal dirinya. Hubungan dirinya dengan Dion sekarang ini sudah cukup membuatnya nyaman. Dion bisa sebagai kakak dan papa yang selalu melindungi dirinya dan ada saat dirinya perlu teman. Jadi biarlah cintakah atau sayangkah yang ada dalam hati Dion, waktu jugalah yang akan menentukan.