Kuntilanak Gaul

Reads
172
Votes
0
Parts
16
Vote
by Titikoma

15. Dendam Hingga Ujung Dunia

Setelah rasa sakit yang luar biasa karena darah yang tidak mau berhenti mengucur, hingga di ujung sakaratul maut yang Lydia tidak pernah bayangkan akan mati mengenaskan.
“Aggggh… sialan, brengsek… sakit sekali! Awas lo Reisha, ke mana pun gue akan buat lo tidak akan bahagia!” Lydia melepas jasadnya dengan sumpah serapah dan dendam yang terus menyala.
“Yess! Akhirnya gue bisa merasakan baik kembali. Tubuh sialan! Mampus lo bersama sisa-sisa darah yang tidak ada artinya lagi buat gue! Yang penting sekarang gue terlepas bebas! Tidak ada lagi aib hehehe, malah gue bisa gentayangan dan membuat orang-orang takut! Dan gue bisa mengganggu Edward sepuasnya. Edward sialaaaaaan! Satu per satu akan gue balas sakit hati gue!”
“Lo tidak sendirian darling!” suara yang sudah Lydia sangat kenal dan lebih menge-bass membuat Lydia sumringah.
“Ricooo, lo... Kenapa lo jadi gosong gitu?” Lydia agak geli melihat pacarnya menjadi hitam legam, hanya gigi putihnya yang nampak membedakan muka dan tubuh.
“Ya gue kecelakan, mobil lo menabrak truk container dan gue juga ngga ngerti kenapa kelempar di alam ini. Kalau bukan karena Raihana gue uudah stres dengan penampilan gue yang sekarang. Raihana inilah yang menolong dan menghibur gue kalau gue bisa kok kembali berwujud tampan,” Rico memperkenalkan seorang tuyul wanita yang berwajah aneh, apalagi saat tersenyum ternyata giginya penuh emas. Lydia geli dengan pemandangan di depannya, tapi dia tahan.
“Ly, gue rasa dendam kesumat kita terhadap Reisha memang harus dibalas di sini! Ternyata cewe itu nggak di dunia manusia nggak di dunia ghaib ini selalu membuat masalah,” Rico menerangkan penemuannya terlebih dahulu.
“Tunggu-tunggu… cewe itu yang lo maksud Reisha?” Lydia mengerutkan dahinya.
“Iyalah, siapa lagi sih musuh bebuyutan lo dan gue sayang? Dan ternyata Raihana juga dibuat menderita karena pacarnya tuyul ganteng yang bernama Mandala yang tadinya jatuh cinta dan tergila-gila dengan Raihana mendadak tidak suka, bahkan membatalkan perkawinan dengan Raihana. Semua gara-gara si Reisha!” penjelasan Rico membuat Lydia tambah bergairah kembali akan hidupnya yang baru-baru.
“Hehehe... memang Reisha biang keonaran! Heran, kematian yang mengenaskan tidak membuat dia kapok!” Lydia geram dan tiba-tiba Raihana menangis, “Mandala benar-benar sudah tergoda dengan Reisha kunti centil! Kunti pembawa sial! Aku benciiiiii. Tante Lindaaaaa tolong Raihana untuk bisa memiliki Mandala… Mandala! Huaaaaahhhhh... huaaaahhh!”
“Sudah Raihana, kita akan membantu biar Reisha menghilang dari pacarmu. Kami akan membantumu. Kami pun mempunyai dendam yang sama denganmu! Kekasihku Edward ternyata lebih memilih Reisha sahabatku. Sahabat yang tidak ada pengertian akan sahabatnya yang mencintai pria yang dia rebut dengan menyakitkan!” Lydia memeluk Raihana, kegeliaan yang sempat menyelinap menjadi rasa belas kasih dan persahabatan yang sama-sama sakit hati oleh orang yang sama.
“Iyaa Ly, sekarang Mandala benar-benar dingin padaku! Dia juga banyak berubah, tidak mau lagi mencuri. Padahal aku ingin dia tetap jadi tuyul terkaya dan terganteng.
“Tadinya aku tidak begitu dendam dengan Reisha, tapi ternyata perubahan sikap Mandala, tuyul kesayanganku menjadi bertaubat ternyata gara-gara dia juga! Dan paling parah terakhir melakukan pencurian dia mengisi karung bagianku dengan sobekan-sobekan kertas! Kurang ajar sekali!" Rico geram dengan karung terakhir yang sudah ditukar Mandala isinya dengan sobekan-sobekan kertas.
Sementara di sisi lain yakni di rumah Tuan Riyanto, Mandala merasa lega telah mengembalikan semua rampokannya. Mandala memastikan hingga mama Edward merasa yakin kalau harta yang mereka niatkan untuk menyekolahkan Edward hingga ke luar negeri kembali.
"Papa semua kembali, tidak ada yang berkurang. Tapi kenapa buku diary aku tidak ikut pulang?" Terbersit sedikit rasa kecewa di antara rasa syukur yang terpancar di wajah Mama Shara.
Mandala masih ingin menatap Edward yang telah tertidur setelah doa-doa dipanjatkan. Mandala mendengar semua permohonan Edward dengan jelas dan membuat yakin Mandala untuk segera menyelesaikan masalah pribadinya tentang perjodohan Mami Linda dengan Raihana yang tidak sreg di hatinya.
@@@
"Jadi besok kita keroyok Reisha beramai-ramai, aku juga akan bawa si kembar untuk bantu kita menggunduli kunti gaul yang kegatelan! Dengan menggundulinya maka dia akan cepat dienyahkan dari muka bumi ini! Kita cabut paku di belakang kepalanya dan mampus! Setidaknya Mandala tidak akan pernah menjadi miliknya. Kita buat dia mampus dan menderita di dunia dan alam ghaib!" Raihana benar-benar marah dan dendam kesumat terhadap Reisha.
"Setuju! besok selepas magrib biasanya dia gentayangan sendiri dari rumah Edward! Ini kesempatan yang baik buat kita menjeratnya!" usul Rico. Rencana mereka rundingkan dengan matang. Di antara amarah dan dendam masing-masing di hati terhadap Reisha.
@@@
"Baiklah Mandala, kalau kamu menganggap Reisha yang terbaik sampai kamu rela menjadi tuyul termiskin demi meraih cintanya… hmmm fine! Silakan. Dan detik ini juga jangan pernah kamu panggil aku lagi Mami!” Mami Linda merasa sangat marah dengan keputusan Mandala yang tetap bersikeras akan menikahi Reisha, walau Mandala telah setuju dengan menyerahkan semua kekayaan yang dia milki, semuanya! Hingga Mandala hanya memiliki celana dalam yang melekat pada tubuhnya saat pertama dia datang.
Mandala keluar dari rumah dengan kepala tegak, dan baru kali ini setelah bertahun-tahun mengikuti semua perintah Mami Linda. Mandala merasa lega bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Dan amazing langkah terasa ringan dan hati terasa tenang karena apa yang bukan hak miliknya telah semuanya dikembalikan.
Mandala ingin melewati hidupnya dengan baik bersama Reisha. Apalagi Mandala mendengar doa Edward saat mengembalikan semua rampokannya, "Reisha di manapun kamu berada kuharap engkau bahagia, walau tidak bersamaku di sisi," bagi Mandala, ini adalah keinginan putranya yang menjadi amanatnya, semakin memantapkan Mandala untuk melindungi dan mencintai Reisha dengan jalan kebaikan.
@@@
Senja yang semakin menggelincir, sosok Edward yang tengah berdoa khusyuk membuat Reisha ingin mendekat, biasanya Reisha menjauh karena perasaan bersalah telah jatuh cinta dengan Mandala. Reisha merasakan tubuhnya semakin ringan dan mendekat ke tubuh pemuda first love yang tampak kuyu.
"Reisha setelah hampir empat bulan akhirnya semua terungkap siapa pelaku kekejian padamu. Reisha entah telah beribu maaf aku ucapkan tapi rasanya aku masih merasa bersalah terus. Andai aku tidak tergesa merencanakan pertemuan dirimu dengan mama dan papa. Tidak pernah terlintas di benakku Lydia, sahabat baikmu adalah otak pembunuhanmu. Reisha tenanglah di alammu karena Lydia telah mendapat karmanya sendiri. Sahabatmu meninggal mengenaskan dengan membawa bayi yang dibunuh dengan mencoba aborsi," Reisha tersekat, tangannya menutup mulutnya. Kekagetannya takut mengundang perhatian Edward yang tengah mengajak batu nisannya bicara.
"Lydia meninggal? Oh aborsi! Bagaimana bisa? " Reisha mengumam sendiri.
"Reisha... Reisha... tolong nampaklah apapun kondisimu!" Edward merasa ada yang hadir di sekitarnya, untung Reisha cepat menyadari lalu secepat kilat melesat kabur.
"Maafkan aku Edward... hiks... hiks..." Reisha menangis antara pedih karena kematian dan kejahatan Lydia, juga bahagia kasus pembunuhannya telah terungkap. Setidaknya misteri kematiannya telah ditutup dan membuat papa mamanya tenang. Para preman juga sudah dijebloskan ke penjara, bagi Reisha itu sudah merupakan hukuman setimpal daripada dia mengotori tangannya sendiri untuk melakukan balas dendam.
@@@
Di tengah jalan menuju pulang.
"Apa kabar Reisha?" Reisha serasa mengenal suara yang sangat akrab.
"Lydia!" Reisha kaget dan tidak menyangka bertemu Lydia sahabatnya di alam ghaib ini.
"Hahahaha Reisha, lo kaget? Ternyata dendam kesumatlah yang mengantarkan gue kemari," suara Lydia terdengar sombong dan menyudutkan Reisha.
"Lydia apa maksud lo? Mengapa lo tega sekali ama gue, padahal kita sudah bersahabat dari kecil, kita seperti saudara. Lydia teganya lo melakukan pembunuhan keji!" Reisha tidak mau diam untuk sekali ini demi mengutarakan perasaan hatinya yang terluka, bahkan sampai di alam yang berbeda pun Lydia masih akan menuntaskan dendamnya.
"Sudah jangan banyak omong Reisha! Gue sudah tahu semua reputasi lo di sini. Heh, ternyata tidak jauh beda dengan lo yang nyata! Sama saja tukang rebut pacar orang!" Lydia bicara keras.
"Apa maksud lo? Merebut pacar orang? Edward tidak pernah jatuh cinta sama lo, Lydia. Maaf meskipun gue telah mati ternyata cinta Edward tidak pernah tergoyah. Kasihan sekali lo Lydia! Lo selalu bagai pungguk merindukan bulan!" ejek Reisha
"Sialan lo Reisha, memang lo layak mampus. Raihana ini waktumu! Raihana saatnya kamu balas dendamu untuk wanita sundel perebut Mandala. Nih rasakan," Plak! plak! plak! Tamparan mendadak melayang pada wajah Reisha dari Lydia. Reisha oleng. Lydia mulai menjambak rambut Reisha dan Reisha tidak mau kalah membalas dengan menjambak rambut Lydia. Aksi jambak menjambak menjadi tidak imbang karena satu per satu Raihana, Rico, si tuyul kembar Gondo Gandi muncul dan main keroyok. Walau tingkat ilmu perkuntian Reisha sudah stabil tapi selama ini Reisha tidak pernah mencoba untuk melakukan kejahatan, membuat Reisha tidak bisa maksimal menggunakan kesaktiannya. Reisha diringkus tak berdaya, si kembar telah memegang tangan kanan dan kiri sementara Lydia dan Raihana tertawa keras-keras sambil menjambak rambut Reisha yang rontok tercabut. Tiba-tiba Mandala muncul saat yang genting karena Raihana akan melepas paku yang ada di belakang kepala Reisha. Paku yang menjadi nyawa kunti bila dilepas akan mati selama-lamanya.
“Tunggu! Jahatnya kalian semua! Dasar tidak punya hati!” Mandala kalap melihat Reisha yang sudah tersungkur tidak berdaya.
"Serang! Bunuh Mandala! Aku lebih rela dia mampus daripada jadi suami Reisha!" Raihana yang sudah kalap menggantikan posisi si kembar memegang Reisha yang langsung menyerang Mandala bertubi-tubi, juga Rico yang telah dibohongi mentah-mentah tidak kalah sadis memukul, menendang Mandala dengan jurus-jurus kungfunya. Kembali perkelahian tidak seimbang terjadi.
Hingga tidak butuh waktu lama, "Bruk" Mandala pun terpuruk di sebelah Reisha. Sepasang kekasih saling menggenggam tangan, sementara darah mengucur dari kepala, bibir, mata dan tubuh Mandala. Reisha sudah semakin lemah, Reisha paham sebentar lagi nyawa di alam gaib akan dicabut oleh Lydia. Dan entahlah apa yang akan terjadi Reisha sudah pasrah pada yang Maha Kuasa.
"Rei… sha te... tap pe… gang tanganku! Maaf daripada mereka yang melakukan pencabutan lebih baik… maaf Rei… aghhhhhhh,” dengan sisa tenaga yang ada Mandala memeluk Reisha dan mencabut paku yang ada di belakang kepala Reisha dan plaasssss. Sepasang kekasih hilang lenyap dari pandangan Lydia dan teman-temannya.
“Selesai… mereka sudah meninggalkan alam ini… dendam kita tuntas terbalas!” semua bubar dan selamanya mereka terjebak menjalani hidup alam gaib. Andai saja mereka sadar hanya kebaikan hatilah yang akan membebaskan mereka kembali ke alam jalannya Allah. Tapi entahlah sangat sulit hati baik di alam yang penuh dengan balas dendam dan amarah ini.
@@@

Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices