Kacamata Kematian

Reads
175
Votes
0
Parts
15
Vote
by Titikoma

8. Apa Yang Aku Takutkan Terjadi

Franco
Setiap manusia pasti memiliki kesukaan berbeda. Seperti halnya Langit, dia suka banget nonton sinetron Indonesia. Sedangkan aku sukanya nonton berita. Apalagi berita tentang criminal pembunuhan.
Ketika bangun tidur, bukannya langsung mandi atau sarapan aku malah nonton tv dulu. Pengen tau hari ada berita baru apa? Televisi Indonesia yang biasa menayangkan berita adalah Metro tv, Tv One, sampai Kompas Tv. Nggak tau kenapa aku lagi pengen banget nonton Kompas Tv.
Benar. Kompas tv lagi menayangkan berita criminal. Nah, di layar televisi tertulis ‘Kasus Mirna Terulang Kembali’
Hah? Kali ini siapa lagi nih korban dan pelakunya.
“Pemirsa, seperti yang kita ketahui kematian Mirna diracuni sianida oleh Jessica, sahabatnya sendiri. Kasus tersebut belum tuntas, saat ini muncul kasus serupa. Korbannya adalah gadis cantik bernama Arshita Bintang Oktarina. Hasil evaluasi, kematian Arshita adalah keracunan sianida. Dan yang tertuduh meracuni Arshita adalah Arsyil Langit Ramadhan, seorang mahasiswa di universitas Mandala Jakarta,” ucap pembawa berita.
Mataku melotot ketika melihat Langit di layar televisi. Dia digiring polisi ke ruang penyelidikan. “Itu kan Langit? Kok bisa sih tertuduh membunuh Arshita? Dia kan cinta mati sama Arshita.” teriakku. Aku mengucek mata berharap dirinya salah lihat. Namun ternyata apa yang kulihat benar adanya.
Apa yang aku takutkan terjadi. Langit sih kemarin nggak mau dengerin kata-kataku, jadi apes kan sekarang? Walau aku masih kesal dengan Langit, karena nuduh aku yang nggak-nggak tapi tetap saja dia sahabat terbaik. Aku jadi nggak tega membiarkan dia kena masalah sendirian.
Secepat kilat aku menyambar kunci motor. Aku ingin datang ke kantor polisi. Langit, lo tenang aja. Gue pasti bantuin lo keluar dari tuduhan pembunuhan Arshita.
***
Polisi belum menemukan bukti yang kuat sehingga Langit belum ditahan di sel. Tapi tetap saja dia masih belum boleh ditemui. Untung Tuhan menciptakanku dengan otak yang cerdas. Aku ngaku saja sama polisi bahwa diriku ini kuasa hokum Langit. Dan hasilnya aku diperbolehkan bertemu dengan Langit.
Kedatanganku disambut ramah oleh Langit. Dia memelukku erat. “Thanks banget ya lo dah datang ke sini. Gue pikir lo dah nggak peduli lagi sama gue,” ujarnya.
“Walau gue masih kesal sama lo, karena nuduh gue yang nggak-nggak tapi tetap saja lo sahabat terbaik. Gue nggak tega membiarkan lo kena masalah sendirian.”
Aku memerhatikan Langit dari ujung kepala ke ujung kaki. Kondisinya memprihatinkan. Wajahnya benar-benar kusut. Aku jadi kasihan dengannya. Dia pasti sangat tertekan batin dan jiwanya.
“Eh, gimana ceritanya sih lo bisa tertuduh sebagai pembunuh Arshita? Kan lo cinta banget sama Arshita?” Aku langsung menanyakan kronologis kejadian.
“Jadi gini ceritanya. Kemarin tu gue sama Arshita ke jungleland, pulang dari jungleland mampir ke one fifteenth coffe. Lo tau sendiri kan di one fifteenth coffe nggak ada waiters-nya. Jadi kita sendiri yang pesen kopi ke dapur dan bawa kopi kembali ke tempat duduk. Nah, gue yang mesen kopinya. Pas di dapur gue dapet sms ancaman.” Langit menunjukkan sms ancaman di HP-nya ke aku.
“Pas gue balik ke dapur, kopi dah tersedia. Kata baristanya itu kopi pesanan gue. Ya udah gue bawa ke Arshita. Pas Arshita minum langsung kejang-kejang. Dan anehnya langsung ada polisi.”
“Wah, lo dijebak. Gue rasa orang yang masukin sianida ke minuman Arshita adalah orang yang nyuruh lo keluar.”
“Gue juga ngerasa kek gitu. Tapi polisi nggak percaya. Soalnya cctv di one fifteenth coffe rusak.”
“Sama kayak kasus Mirna. Pembunuhannya sangat rapi.”
“Lo bisa bantuin gue nggak biar gue keluar dari tuduhan pelaku pembunuhan Arshita.”
“Gue pasti bakal bantuin lo. Mana mungkin gue tega sahabat sendiri mendekam di sel tahanan? Lo bilang aja apa yang harus gue lakuin buat lo!”
“Lo cariin pengacara handal dan detektif buat ngebuktiin bahwa gue nggak bersalah. Soal biaya, gue sanggup kok.”
“Beres. Kalau gitu gue pulang dulu ya, mau cari pengacara dan detektif.”
“Makasih banget ya, lo dah nyempetin bantuin gue.”
Aku dan Langit berpelukan sekali lagi, sebelum akhirnya aku meninggalkan kantor polisi.
***
Pulang dari kantor polisi langsung masuk kamar. Mengubek-ngubek laci meja. Ya, aku mencari sesuatu. Sebuah Koran yang isi beritanya tentang detektif terkenal. Setengah jam berlalu, seluruh isi laci meja sudah kukelarkan tapi barang yang kucari belum ditemukan juga. Koran itu ngumpet dimana coba?
Ah, andalan deh setiap dicari pasti barangnya menghilang tanpa jejak. Kalau sudah gini ceritanya internet adalah jalan satu-satunya mengatasi persoalan. Segera kuambil laptop. Lalu jari-jari tanganku menari lincah di atas keypad laptop untuk mengetik sebuah kata kunci ‘Detektif Terkenal di Jakarta.’ Di sebuah situs internet ternama. Apalagi kalau bukan google?
Cling!
Hasil pencarian google muncul ratusan nama detektif terkenal di Jakarta. Di antaranya Detektif Onyol, Detektif Empat Sekawan, Detektif Seruni, dan detektif Tiga Serangkai. Nggak tau kenapa aku tertarik ingin melihat profil Detektif Tiga Serangkai. Langsung saja aku klik website mereka www.detektiftigaserangkai.co.id
Detektif Tiga berdiri tahun 2003. Didirikan oleh Taufiq Hidayat. Awal mula terbentuk tim detektif ini karena Taufiq mengidolakan kapten Kosasih dan polisi Gozali (Tokoh di novel S Mara GD) maka dari itu ia ingin menjadi polisi sekaligus detektif seperti kapten Kosasih. Untung ia memiliki sahabat seperti Hambali dan Ilham, cita-cita mereka pun sama dengan dirinya. Sejak saat itu tercetuslah nama’detektif tiga serangkai’ sebagai tim detektif mereka.
Di tengah perjalan Detektif tiga serangkai bertemu dengan Letnan Arif, bekerja di polda Banjarmasin. Letnan Arif membutuhkan detektif untuk membantu menganalisa kasus yang ia tangani. Sebagai ketua tim Taufiq merasa tertarik bekerja sama dengan Letnan Arif. Ia bersedia membantu Letnan menganalisa kasus-kasus criminal.
Tepat di usia 3 tahun berjalannya ‘Detektif Tiga Serangkai’ ayah Taufiq meninggal dunia. Ayahnya ingin Taufiq menjadi atlit bulu tangkis saja. Demi mewujudkan impian terakhir ayahnya Taufiq bersedia mundur dari Detektif Tiga Serangkai.
Tahun 2014 Taufiq kembali lagi ke detektif Tiga Serangkai. Sampai saat ini nama mereka semakin dikenal. Pasalnya puluhan atau bahkan ratusan kasus criminal berhasil mereka pecahkan.
Anda punya kasus serius sehingga memerlukan detektif? Hubungi mereka aja! Nomornya 085654910277.
Laptop sementara disingkirkan dulu. Tanganku beralih ke HP. Aku menekan nomor yang tertulis di website Detektif Tiga Serangkai.
“Halo, di sini Taufiq ketua Detektif Tiga Serangkai. Ada yang bisa kami bantu?”
Untung telponku langsung diangkat. “Halo, saya Franco. Saya lagi membutuhkan detektif handal untuk memecahkan kasus pembunuhan yang dialami oleh teman saya. Apakah Detektif Tiga Serangkai bisa membantu saya?”
“Bisa sih. Kebetulan Detektif Tiga Serangkai lagi kosong. Alamat anda dimana ya?”
“Oke, nanti saya kirimkan alamat lengkapnya lewat sms ya.”
Klik. Matikan. Lega rasanya sudah berhasil mendapatkan detektif. Sekarang tinggal mencari pengacara handal. Siapa ya? Om Anthony, lagi-lagi aku harus minta bantuan dia. Dia itu sebelum buka toko antik, jadi pengacara. Lulusan Sarjana Hukum, s2 loh.
Aku harus ngabarin hal ini ke Langit. Mumpung HP lagi ada di tangan, aku kirim bbm aja.
Langit, gue dah berhasil dapetin detektif dan pengacara handal. Jadi lo tenang aja. Besok juga lo bisa keluar dari kantor polisi.

Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices