by Titikoma
6. Move On
Ada yang hilang setelah dari waktu skors buat Supeno Si Kacung Kampret karena memang tak ada lagi makhluk yang selalu jadi suruhan setelah masa skors habis.
Tak ada satu pun yag tahu kemana Supeno pergi? Hanya Lukman yang sepertinya Supeno beritahu, tapi Lukman memilih diam jika ada yang bertanya ke mana Supeno pergi.
Buat yang ketergantungan dengan Supeno termasuk Renata sebenarnya dalam hati kecil mereka merasa kehilangan, apalagi Renata mau tak mau sekarang harus mengerjakan semua tugas, piket, dan hal yang lain-lain sendiri.
Mau minta tolong Bernard? Mana mungkin Bernard mau menolongnya, dia sendiri sibuk mempersiapkan untuk mencari universitas setelah lulus dari kelas tiga. Dan Bernard lagi sibuk-sibuknya mencari informasi buat melanjutkan sekolah setelah lulus SMU.
Dan cerita Supeno Si kacung Kampret yang berakhir tragis perlahan tapi pasti pun terlupakan, anak-anak yang tergantung harus move on menjadi mandiri.
Bu Rona mamanya Renata kehilangan Aimah yang enak pijitan dan sentuhan saat melulur, dalam hati kecilnya ada rasa salah terselip karena kurang yakin sendiri akan cincin yang sama dengan dirinya hanya saja ada tertulis nama L a i l a di baliknya.
Tapi rasa sombong mengalahkan hati nurani, rasa sesal, dan kehilangan juga hanya sesaat seiring waktu semua akan terlupakan.
***
Yogyakarta 6 bulan kemudian ...
“Pulang ke kotamu ada setangkup haru dalam rindu, masih seperti dulu tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna, terhanyut aku akan nostalgia saat kita sering luangkan waktu nikmati bersama suasana Jogja ....”
Supeno jadi menyukai lagu Yogyakarta yang dinyanyikan oleh grup band legendaris Kla Project dalam mobil Freed putihnya.
Peno sekarang sudah berubah drastis, satu bulan lalu umurnya sudah tujuh belas tahun dan Bapak barunya Pak Saputera yang langsung menyayanginya mengizinkan dia belajar naik mobil dan membuat SIM.
Sebenarnya Pak Saputera mengizinkan Supeno untuk sekolah membawa sendiri mobilnya, tapi Supeno memilih naik motor saja hanya sesekali saja Supeno jika ke counter milik bapaknya untuk bekerja membawa mobil karena sekalian membawa banyak barang-barang dagangan yang diambil dari kantor produksi ke counter atau gerai kaos bapaknya yang menyebar di beberapa titik di Yogyakarta sendiri dan banyak titik di luar Yogyakarta bahkan menyuplai sampai ke luar negeri.
Tidak hanya kaos tapi merambah juga ke berbagai produk dari tas, celana, payung, mug, jas hujan, helm, sepatu, buku notes, diary, stiker dan lain-lain barang-barang anak muda juga barang secara umum agar pangsa pasarnya bisa semakin luas.
Keputusan setelah makan malam bersama dibicarakan adalah menikahnya Ibu Laila dan Bapak Saputera dengan sangat sederhana hanya mengundang saudara-saudara dekat yang ada di Yogyakarta itu pun tak banyak, maklum Pak Saputera adalah anak tunggal juga.
Supeno dan Aimah tak bisa berbohong lagi melihat betapa ibunya sangat bahagia dengan pernikahan yang memang seharusnya diidamkan sebelum bertemu dengan ayah mereka.
Usia yang tidak muda lagi tak memupuskan sebuah cinta yang masih tersimpan indah di hati mereka bertahun-tahun.
Pak Saputera merasa bahagia rumah yang tadinya sepi hanya didiami sendiri dengan dua pembantu sekarang menjadi hangat dengan keberadaan wanita yang dicintai sebagai cinta pertama bersama anak-anaknya.
Pak Saputera tak lagi merasa ragu untuk membesarkan Supeno dan Aimah seperti anaknya sendiri, cinta itu menjauhkan dari rasa benci bahkan dengki terhadap anak-anak Laila. Bahkan dirinya bersyukur karena dengan keadaan dirinya yang tidak bisa memiliki keturunan masih dipertemukan dengan wanita yang dicintai sepenuh hati bersama anak-anaknya.
Anak-anak yang bersikap dewasa dan bertanggung jawab membuat Pak Saputera tak ragu untuk mengajarkan strategi bisnis sedari mereka muda.
Supeno dan Aimah sudah terbiasa bekerja dan bertanggung jawab demikian dengan Ibu Laila mereka saling bekerja sama untuk belajar bisnis Pak Saputera.
Supeno belajar cepat memahami alur bisnis ayah barunya, Pak Saputera tak pernah pelit ilmu kepada siapa pun apalagi terhadap Supeno yang sekarang dianggap sebagai putra dan akan menjadi penerus bisnisnya yang sangat berkembang pesat luar biasa.
Mengawali dari kecil-kecil waktu lalu membuat kaos, mendesain, menyablon dan mencetak sesuai pesanan saja lalu lama kelamaan suka ikut pameran di setiap even wisuda, pasar malam, pasar kaget, dan segala kesempatan pameran membuat produk kaos ber-trandmark kaos Geguyu jadi banyak digemari kalangan anak muda.
Merambah pasarnya tidak hanya anak muda dengan berbagai barang yang mengandalkan desain khas Yogyakarta yang unik, lalu juga mulai banyak berkenalan dengan retailer-retailer yang tertarik untuk menjualkan produk-produknya maka Pak Saputera menjadi pengusaha yang kaya raya.
Ibu Laila juga sudah cepat belajar mengolah kasir di beberapa counter, Aimah juga belajar memasarkan dan kerap setelah pulang sekolah ke counter yang ada di mall Yogyakarta membantu penjualan yang ramai, terutama saat liburan di Sabtu Minggu counter kaos dan berbagai pernak-pernik ramai dikunjungi orang-orang yang tengah berwisata lalu mencari oleh-oleh yang khas dari Yogyakarta.
Supeno selain belajar bisnis marketingnya juga dia suka mendesain produk dengan gambar yang unik.
Setelah lulus SMU Bapaknya menyarankan Supeno untuk ambil desaign grafis dan Ilmu Bisnis Internasional juga memperdalam bahasa Inggrisnya.
Buat Supeno yang pintar dan waktu lalu selalu mendapat beasiswa belajar seperti ini tidak terlalu sulit, otak bisnisnya berkembang terbiasa berbisnis dan bekerja dengan julukan Kacung Kampret di waktu lalu.
Supeno tak perlu menyesal dengan julukan yang selamanya melekat mungkin di kalangan SMU Mutiara karena selama menjadi kacung kampret di sinilah dia banyak mendapatkan pembelajaran.
Pembelajaran membagi waktu, pembelajaran tips-tips agar apa yang dikerjakan memuaskan orang yang percaya padanya dan cara mendapatkan pemasukan yang banyak. Semua itu adalah bagian dari pembelajaran bisnis yang sekarang Supeno geluti dari remaja.
Di saat teman-teman seusianya lebih suka bermain game on line, menonton film di bioskop bersama sang kekasih, atau hang out dari satu cafe ke cafe lain, Supeno melakukan hal yang bertolak belakang.
Urusan cewek sepertinya setelah penolakan Renata tak ada satu pun yang membuat Supeno tertarik untuk coba mendekati. Sepertinya aura pesona Renata sudah melekat di dalam hati dan pikirannya. Supeno tak mengerti inikah cinta sejati? Kenyataan dirinya tak bisa berpindah ke lain hati.
“Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi tercipta nelangsa merenggut sukma, terwujud keinginan yang tak pernah terwujud ... aku tak bisa pindah, pindah ke lain hati ....”
Selain lagu Yogyakarta dari Kla Project lagu ini selalu membuat Supeno merindukan Renata.
Entah sampai kapan sosok Renata bisa hilang dari benaknya, walau sebenarnya kalau mau diungkapkan hatinya merasa sakit dengan kebencian yang Renata tunjukan.
Demikian juga dengan Nyonya Rona yang telah menuduh ibunya mencuri cincin berlian hingga ibunya harus merelakan cincin berlian pemberian Bapak Saputera disita.
Untungnya ayah barunya itu tak mempermasalahkan, malah sebaliknya menyuruh ibunya mengikhlaskan saja dan tak lama Ibu Laila mendapat ganti cincin berlian lain yang lebih manis dan mahal, sengaja berbeda dari sebelumnya agar tidak teringat kesedihan waktu lalu.
Sungguh Supeno sangat bersyukur keadaan dirinya bisa dibilang tidak lagi bagai langit dan bumi dengan Renata, tapi untuk ini dia tak berniat sedikit pun memamerkan keberadaannya yang berubah total, tidak juga di medsos. Tak sekalipun Supeno mengunggah keadaan dirinya yang berubah total dari si miskin menjadi si kaya.
Supeno ingin mensyukuri semua ini dalam diam, dalam kerja keras dan ingin membuat Bapak Saputera bangga juga tak pernah menyesal telah menganggap dirinya sebagai putranya.
Yang Supeno perlu pertahanan adalah kesabaran dalam segala hal, kerendahan hati, dan kerja keras untuk mempertahankan apa yang Pak Saputera percayakan.
Ibu Laila juga terus mengingatkan pada Supeno dan Aimah bawa apa yang sekarang mereka nikmati adalah amanat yang berat, sesuatu yang harus dijaga. Bukan sebaliknya merubah Supeno dan Aimah menjadi sombong bagai kacang yang lupa akan kulitnya.
Semua bisa move on dengan baik. Ketika semua bisa berubah saat Supeno bukan lagi bumi tapi juga langit, saat bukan lagi kacung kampret tapi bisa dibilang juragan kaya raya, bukan lagi the beast karena pada kenyataan kekayaan merubah orang yang katanya jelek pun menjadi tampan.
ketika semua move on bisa berubah, tapi hanya satu yang tertinggal di hatinya dan belum bisa membuat Supeno move on adalah satu nama Renata Priclia yang masih menghantui malam-malamnya saat akan tidur.
Supeno masih memikirkan Renata sedang apa saat ini?