cinta rasa kopi
Cinta Rasa Kopi

Cinta Rasa Kopi

Reads
119
Votes
2
Parts
6
Vote
by Titikoma

0. Prolog

Joylin sangat senang sekali mendengar kabar bahwa dia mengandung anak kedua. Sebelumnya ia masih merasa ragu bahwa dirinya hamil. Usai muntah-muntah di toilet barusan, ia lantas menemui dokter kandungan. Hasilnya, penjelasan dokter membuatnya melonjak kegirangan. Ia benar-benar hamil.
Setelah memeriksakan kandungannya, Joylin kembali berjalan menusuri koridor untuk menyusul Amar ke apotek. Sepanjang jalan, ia senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Hatinya berbunga-bunga. Tentu saja karena ia sangat bahagia. Tidak seperti kehamilan anak pertama yang penuh dengan penderitaan, kehamilan kedua kali ini sangat berbeda.
Di persimpangan jalan menuju apotik, Joylin melihat sosok laki-laki di sisi gedung rumah sakit bersama dengan wanita. Bukankah itu Amar? Lalu siapa wanita itu? Batinnya bertanya. Wajah wanita itu tidak begitu jelas terlihat hanya bagian punggungnya saja. Rambutnya tergerai panjang sebahu.
“Aku tahu kamu pindah kontrakan karena ingin menghindariku, iya kan?” serang wanita berambut sebahu.
“Bukan begitu. Aku… “ Amar tak bisa melanjutkan kalimatnya. Suaranya seolah tercekat di kerongkongan. Serba salah.
Joylin mendekat. Memastikan apa yang dilihatnya. Ia terkejut saat laki-laki yang dilihatnya adalah Amar. Joylin tak lantas menghampirinya. Ia bersembunyi dibalik gedung untuk menguping pembicaraan Amar dengan wanita itu dan lebih mengejutkan lagi ketika Joylin mendengar wanita itu berbicara lantang dan Joylin sangat mengenali suara wanita itu.
“Perutku sudah membesar Amar, Kamu mau lari tanggung jawab? Mau nggak mau aku akan ngomong langsung ke Joylin, “ ujar Wanita itu mengancam.
Sudah tiga bulan wanita itu mencari Amar, meminta pertanggung jawabannya. Kontrakannya kosong, ternyata Amar sudah pindah. Ia sempat bingung harus mencarinya kemana. Ia tidak tahu alamat kontrakan Amar yang baru. Beberapa hari lalu, ketika ia putus asa mencari keberadaan Amar, di persimpangan jalan, wanita itu melihat Amar keluar dari gerbang kantor yang cukup besar. Saat itulah, ia mulai mengintai kantor tersebut untuk memastikan bahwa Amar bekerja di situ. Meski tidak bisa menemui Amar di kontrakannya, setidaknya, ia tahu dimana Amar bekerja.
Bagai disambar petir di siang bolong, Joylin terbelalak mendengar ucapan wanita yang dikenalnya itu. Jadi selama ini Amar menyembunyikan masalah besar darinya? Lalu bagaimana dengan perubahan Amar selama ini? Sulit dipercaya. Dan lebih mencengangkan lagi bahwa wanita hamil yang berbicara dengan Amar, tak lain adalah sahabatnya sendiri. Mitha.
Kaki Joylin terasa lumpuh. Ia melorot di tembok hingga terduduk. Genangan air mata membanjiri kelopak matanya. Jadi, selama ini Mitha hamil? Dan orang yang telah menghamili adalah suamiku sendiri? Batin Joylin berkecambuk.

Download Titik & Koma

* Available on iPhone, iPad and all Android devices