
by Titikoma

Tidak Semestinya
Bagai pepatah anjing menggonggong kafilah tetap berlalu... Renata tidak peduli ibundanya yang kerap kali menasihati agar Renata tidak terlalu berteman dekat dengan Dito. Seorang ibu sebenarnya tidak menuntut banyak terhadap putrinya, bukan harta yang menjadi kebanggaan seorang ibu ketika putrinya menyodorkan berbagai oleh-oleh yang memang sebenarnya dia ingin. Tapi seorang ibu yang terutama diinginkan adalah bisa menjaga putrinya menjadi seorang yang taat beragama, menjaga diri dan berusaha untuk menjadi seorang yang berhasil dalam bidang yang disukai agar punya pegangan hidup. Tapi sepertinya harapan Bunda Nurul adalah harapan yang kandas. Di suatu senja... Dito yang tidak pernah turun dari mobilnya saat mengantar Renata, tidak dengan senja ini. Dua insan sekarang tengah tertunduk dan Bunda Nurul yakin telah terjadi pada mereka. “Maafkan Rena, Bunda... Rena tidak bisa jaga diri... izinkan Dito menikahi Rena, Bunda... Rena sekarang tengah hamil...” Renata bersimpuh di kaki sang Bunda yang terdiam mematung. Hati seorang ibu yang hancur dan sedih tidak tahu harus bagaimana lagi. Semua nasihat dan pertentangan yang dilakukan secara lembut ternyata tidak bisa menghalangi rasa cinta yang berkobar di dua insan yang sekarang tengah meminta restunya. Berbagai amarah hanya tersekat di tenggorokan, apa gunanya amarah bila itu tidak mengubah keadaan menjadi lebih baik. Rena memandang bundanya yang tengah beradu emosi, tubuh bundanya yang gemetar dan matanya yang memerah sebentar lagi meluncur deras genangan air mata yang tertahan. “Maafkan Rena, Bunda...” Berkelebatan bayangan saat dirinya dengan atas nama cinta menyerahkan yang seharusnya dijaga bila sudah melewati proses peminangan dan akad nikah. Mungkin tidak seharusnya begini, tapi dia dan Dito sepertinya tidak ada jalan lain untuk meminta restu selain membiarkan cinta dan nafsu bersatu dalam hati dan menggeser mereka dalam cerita kehidupan episode selanjutnya. Pesta pernikahan Renata dan Dito dilakukan sederhana dan hanya dihadiri keluarga terdekat saja. Jujur Renata kaget kalau orang tua asli Dito hanya orang biasa yang datang dari Kampung Bancar, tempat Dito dilahirkan. Selama ini Dito menyimpan rahasia dirinya yang sebenarnya hanya hidup menumpang. Bagai jebakan Batman, Renata baru sadar kalau dirinya tertipu akan penampilan dan gaya Dito. Jelas kebohongan ini menjadi masalah besar bagi dirinya. Tidak munafik Renata berharap setelah menyerahkan semuanya dan menikah dengan Dito adalah menjadi orang yang kaya dan mengangkat derajat diri dan ibundanya lebih baik. Ternyata sekarang pakdhe dan budhe yang tampaknya juga kecewa karena perbuatan keponakan mereka yang mencoreng nama baik keluarga menarik semua hak milik kekayaan mereka terhadap Dito. Sejak menikah, Dito hanya dijatah uang untuk menyelesaikan kuliah, tapi mobil dan fasilitas kartu kredit semua ditarik. Untung Renata sudah lulus dari SMU saat usia kandungannya melangkah empat bulan jadi tidak di-drop out dari sekolahannya. Sementara Dito masih mengerjakan skripsi yang baru saja mulai. Dan Azka sahabat satu-satunya yang datang di pernikahannya yang sangat tertutup, tengah menunggu wisuda. Waktu itu Azka datang dengan Nadine dan Cika yang tetap memasang wajah ceria walau tahu sahabat mereka, Renata menikah dengan keterpaksaan mengingat ‘kecelakaan’ yang dia perbuat dengan Dito. Married By Accident jalan pilihan Dito dan Renata untuk mewujudkan kebersamaan mereka. Sangat disayangkan, tidak semestinya mereka berdua nekat melakukan hal yang dilarang agama hanya karena belum dapat restu. Sebenarnya selalu ada alasan yang kuat bila orang tua melarang sebuah hubungan. Feeling mereka tajam. Sudah semestinya sebagai anak, kita juga memahami perasaan kuat mereka.