Sinopsis
Cinta pertama yang melukis warna Namun, mengapa ada warna-warna kelabu yang mengikuti? Mengapa hati terasa kosong? Padahal sebelumnya begitu padat dengan cinta Mengapa hati terasa rapuh? Padahal sebelumnya begitu kokoh dan mengokohkan Mengapa jiwa terasa sepi? Padahal sebelumnya langkah ini pengusir senyap Mengapa jiwa merasa tersisih? Padahal sebelumnya, senyum ini paling berharga Mengapa, harus ada dia yang merampas tempat? Padahal dia tak sempurna mendengar dan tak mampu bicara dengan lancar Kini, ada cermin tepat di hadapanku… Betapa kusut masai diri, betapa pilu guratan wajah ini Laki-laki tampan itu ternyata tidak pernah pergi Buah hatiku ternyata tidak pernah menggantikan tempatku dengan ibu lain Laki-laki kecil itu, ternyata memberhargakanku Wanita yang tak bicara itu, tetap menaruh hormat padaku Cinta yang dia tanam tak bergeming, masih sama seperti saat kuraih tangannya dari luka Ahhhhhh, mengapa cinta itu kembali menerangi saat senja tiba menjemput pulang…