
by Titikoma

Kembalinya Kehangatan
Agatha merapatkan jaket cordorenya, lalu mulai membuka aplikasi gojek online untuk mengantarnya pulang. Tapi tiba-tiba Dion sudah di dekatnya dan menyapanya. “Rumah kamu di Bukit Golf kan?” Dion langsung nebak benar. “Iya Kak, kok tahu sih ...” jawab Agatha rada GR-an dikit. “Iyalah kan aku yang milih kamu saat kamu kirim via e-mail data-data untuk jadi model di sini. Uppssss jangan GR ya! Kalau aku memilih kamu dari sekian ratus e-mail lamaran masuk,” jawab Dion melirik sambil tersenyum hangat. “Ya enggaklah, kalaupun aku enggak di Majalah Falia aku juga bakalan dapat tawaran yang lain, jangan sok sombong deh!” Jawab Agatha purapura jutek, padahal hatinya girang bukan main dengan pengakuan Dion yang dianggapnya sok jaim. “He ... he ... sudahlah enggak usah dibahas, ayooo aku antar kamu pulang. Nggak main sudah malam! Cewek cantik pulang sendiri bahaya kalau ada yang nyulik,” ujar Dion berjalan mendahului Agatha yang setengah bingung. Sementara Dion sudah menuju moge alias motor gede-nya dan sudah duduk manis dengan tas ransel di belakangnya. “Ayooo, bonceng ... kok malah bengong. Tenang aku enggak akan culik kamu kok!” Seru Dion, menyadarkan Agatha berlari kecil menuju motor Dion. “Upps tunggu,” tiba-tiba Dion turun dari motornya dan menurunkan tas ranselnya. “Bantu ya bawain tas ransel aku, dan tas slempang kamu sini aku yang bawa. Jangan GR biar gak susah ngeboncenginya Non ... oh yaa maaf gak ada helm cadangan soalnya gak ada cewek yang aku boncengin,” kata Dion cool. “Beehh! Boong! Kak Dion gitu loh! Fotografer andalan Majalah Falia! Nggak mungkin kalau enggak ada cewek yang tidak diboncengin Kakak,” spontan Agatha membalas ucapan Dion. 19 17 “Ya sudah kalau enggak percaya,” balas Dion kalem. “Memang, aku enggak percaya!” Agatha sudah membonceng di motor mogenya. “He he he ... “ Dion tidak mau menanggapi lebih jauh lagi. Jalanan masih cukup basah sepertinya sesorean tadi hujan mengguyur kota Depok, Dion sudah terbiasa dengan jalur yang dilewati. Dengan moge-nya meluncur kecepatan sedang menuju daerah Cibubur tempat dirinya tinggal. “Aroma tubuh Dion membuat Agatha sejenak menahan napas, semua keharuman yang tiba-tiba mengingatkan akan sosok papa. Tentu saja beda aroma bau minyak wangi papa dengan Dion, tapi setelah enam bulan tidak lagi mencium aroma hangat papa baru kali ini Agatha seolah merasa ada kehangatan yang kembali. Dan itu dari sosok yang tengah memboncengkan dirinya. Tapi tak ada nyali untuk memeluk tubuh yang tidak terlalu bidang tapi sepertinya cukup membuatnya merasa nyaman di balik punggungnya. Dan Agatha hanya menggigit bibir bawah menahan dingin sekaligus kehangatan yang kini membuatnya merasa tenang. “Agatha, kamu suka dengan dunia model?” tanya Dion sambil tetap konsentrasi mengendarai motornya. “Hemm belum tahu Kak, inikan pekerjaan perdana aku ... dan sebenarnya papa tidak akan mengizinkan aku jadi model. Tapi biarlah! Toh papa juga sudah tak peduli aku!” jawab Agatha sekenanya. “Kok gitu?” Dion setengah membalikan wajahnya, agak heran juga dengan jawaban Agatha barusan. “Iya, papaku meninggalkan aku, Kak Andi dan mama demi isteri baru. Begitulah! Makanya aku ingin melawan apa yang papa larang menjadi mas depanku mungkin! Buat apalah aku harus jadi dokter! Kalau papa juga sudah memutuskan hidupnya untuk wanita lain!” Ada dendam dalam hati Agatha. “Hemmm baiklah jadi ceritanya aku tengah memboncengkan putri yang tengah broken home ya,” goda Dion untuk bermaksud agar Agatha tidak meradang kembali akan papanya. “Yah begitulah kira-kira ...” jawab Agatha cuek. “Kita senasib kok, hanya saja kamu masih bisa ketemu orang tua kamu jika kalian janjian, sementara aku tidak bisa lagi janjian bertemu dengan mereka ... kecuali ...” tiba-tiba kalimat Dion terputus. Membuat Agatha penasaran,”Kecuali apa Kak?” “Kecuali aku berjanji di hari Sabtu atau Minggu aku mengunjungi makam mereka, ...” Dion lalu terdiam. “Oh ...” Dan rintik hujan kembali turun ... sepertinya untuk sekali ini, Agatha tak bisa menahan dingin dan kedua tangannya masuk ke saku sela jaket Dion dan meyembunyikan tubuh tirusnya di balik jaket kulit yang wangi. Sebelumnya terucap,”Maaf aku kedinginan ...” Dion menjawab,”Tak apa Agatha, tak ada yang marah ...” Dan tanpa Dion tahu, seulas senyum paling natural Agatha hadir di balik punggungnya.