
by Titikoma

Informasi Tentang Rival Gua
Yes, akhirnya suasana kantor sepi juga. Devi beserta seluruh karyawan lagi ke kantin untuk memanfaatkan waktu istirahat. Pandangan gue beralih ke meja Ivana. Ivana masih duduk manis membereskan meja kerjanya. Wah, kesempatan bagus buat gue. Mumpung Devi nggak ada gue bisa menanyakan tentang cowok baru Devi. Ivana kan sahabatnya Devi dia pasti tahu tentang cowok baru Devi. Ivana bangkit dari tempat duduknya, kelihatannya dia sudah selesai membereskan meja kerjanya. Kayaknya dia mau ngacir ke kantin untuk menyusul Devi. Begitu dia lewat di depan gue, gue menarik tangannya, “Tunggu Van, ada yang mau gue bicarain sama lo!” pinta gue. “Bicaranya nanti aja ya! Perut gue dah laper banget nih, bentar lagi jam istirahat habis,” jawab Ivana. “Ayolah Van, please. Gue minta waktu lho 5 menit aja! Yang gue bicarain ini amat sangat penting bagi gue!” gue mencoba memasang wajah memelas di hadapan Ivana. Siapa tahu hati Ivana luluh setelah lihat muka melas gue. “Oke deh. Tapi 5 menit aja ya? Emang lo mau ngomong apa sih?” Tuh, kan benar dugaan gue Ivana luluh juga. Cewek emang hatinya selembut sutra nggak tegaan menolak permintaan cowok. Apalagi permintaan cowok ganteng kayak gue. Ivana mengibaskan tangannya di depan mat ague, “Woy! Kok malah bengong?” teriaknya bikin jantung gue hamper copot. “Katanya mau ngomong? Kalau lo nggak ngomong juga tinggal ke kantin lho,” sambung Ivana. “Gini gue Cuma mau nanyain siapa sih cowok barunya Devi?” “Ngapain lo nanya-nanya?” “Nggak apa-apa sih Cuma pengen nanya aja. Ayolah Van bagi informasi ke gue! Gue kan nanya juga demi kebaikan Devi.” Kening Ivana berkerut, “Kebaikan Devi? Maksud lo?” “Gue harus tahu siapa cowoknya Devi. Gue nggak mau Devi sakit hati lagi karena salah milih cowok.” “Alah, ngeles aja lo kayak bajai. Bilang aja lo tu masih belum bisa mengikhlaskan Devi buat cowok lain.” Gue menelan ludah. Perkataan Ivana benar-benar menohok. 100% tepat, gue akui memang sebenarnya gue nggak bisa mengikhlaskan Devi sama cowok lain. Salahkah gue jika seperti itu? “Nih, y ague kasih tahu cowok Devi itu namanya Revando dia mirip Adipati Dolken. Kenalannya itu di we chat.” Ivana menjelaskan pad ague. “Van, ID we chat cowoknya Devi apa? Atau nick name akunnya deh?” “Nickname akunnya itu Revando. ID-nya gue lupa. Pokoknya foto profilnya mirip banget sama Adipati Dolken.” Setelah berkata demikian Ivana pun berlalu dari hadapan gue. Jujur gue sebenarnya masih kurang puas dengan informasi yang diberikan Ivana. Abis dia memberi informasi minim banget. Tapi nggak apa-apa deh yang penting gue sudah dapet nickname akun we chatnya cowok baru Devi. Ntar pulang dari kantor gue bakal mengerjai dia.