
by Titikoma

Lebih Dari Diriku (gerhard Errando)
Aku bahagia sampai melayang ke dunia astral tingkat 7 ketika wanita yang aku kagumi sekaligus kuyakini sebagai pengganti Cicilia meminta pin BB dan nomor whatsapp-ku tadi malam. Namun apalah artinya kebahagiaan jika kebahagiaan itu tak mampu bertahan lama di hati? Berakhir sudah hampa harapanku Hilang bersama waktu Hilang bersama waktu Sudahi saja perasaan itu Tak berbalas olehmu Seribu cara telah kucoba tuk memenangkan dirimu Sampai kini kuberhenti Aku kini menyerah pada dirinya Dirinya yang selalu kau puja lebih dari indahnya dunia Aku kini mengalah pada dirinya Dirinya yang selalu kau cinta lebih dari diriku Lagu Numata berjudul Lebih dari Diriku mengalun merdu di telingaku. Aku sengaja memutar lagi itu sebab liriknya sama persis seperti yang aku rasakan saat ini. Istilah sering diucapkan remaja di Indonesia Baper alias bawa perasaan. Aku tak mungkin baper jika tak melihat pemandangan yang menyakitkan tadi siang. Aku berbeda dari lelaki lain. Jika lelaki lain menyukai hiburan seperti clubbing, main wanita sesuka hati, aku justru menyukai bunga. Bunga memiliki keindahan tersendiri di mataku. Bagi pencinta bunga sepertiku belum afdhol jika tak menginjakkan kaki di Chanticleer, Wayne, Pensylvania. Taman bunga ini dulu adalah merupakan milik pribadi dari keturunan bernama Rosengarten, yang berarti rose garden (taman bunga mawar) di Jerman. Mereka memperbolehkan publik untuk dinikmati setiap hari. Bukan hanya ada mawar saja, ada berbagai bunga lain seperti tulip, daffodils, berapa pohon berbunga, tanaman menjalar, dan beberapa bunga lainnya seperti lily, alium, dsb. Bola mataku menangkap objek keindahan lainnya, sosok wanita yang aku kagumi selama tiga tahun. Siapa lagi kalau bukan Maretha Agnia? Kebetulan dia ada di sini. Aku sudah rindu akan senyum manis terlukis di bibir mungilnya. Perlahan aku mendekatinya, sekadar ‘say hello’. Ketika jarak semakin dekat dengannya, langkahku terhenti begitu melihat pria tampan berjas hitam turun dari mobil mewah yang lagi diperbincangkan selebrity seluruh dunia. Maretha menyambut kedatangan pria itu dengan senyum manisnya. Harusnya senyuman itu hanya untukku. Lebih menyakitkan lagi tatapan mata mereka saling memancarkan kasih sayang. Siapa sebenarnya pria itu? Aku memutuskan bersembunyi di balik pohon berbunga yang tak jauh dari tempat Maretha. Di sinilah indera pendengaranku mampu menangkap dengan jelas apa yang mereka bicarakan. “Kau makin hari makin cantik, Maretha.” Pria itu memuji Maretha. Aku nyaris muntah mendengar ucapannya. Pipi Maretha memerah kala mendengar pujian itu. “Kau juga makin terlihat cool dan berwibawa Gerald sayang.” Jantungku bagai ditusuk samurai. Mendadak kepalaku pusing dan perut mual. Andai aku bawa plastik, pasti sudah kumuntahkan begitu Maretha memuji pria tengik itu. Ingin sekali aku pergi dari tempat ini, namun aku penasaran ada hubungan apa antara Maretha dan pria tengik itu? “Bay the way, kau sekarang kerja apa jadi penampilanmu berubah drastis? Dulu penampilan kau seperti pengamen jalanan di lampu merah. Haha.” Maretha tertawa geli. Tawanya itu semakin membuat hatiku cenat-cenut. “Aku nggak kerja kok.” “Pengangguran? Pengangguran kok penampilannya keren gini?” Pria tengik itu menjitak kepala Maretha. “Enak aja bilang aku pengangguran. Aku itu punya usaha sendiri.” “Oh ya, usaha apa?” tanya Maretha antusias. “Usaha penerbitan mayor label di ibu kota Jerman, sekarang lagi proses pembangunan cabang di tanah kelahiran kita, Indonesia.” “Waw.” Hanya satu kata terlontar dari bibir mungil Maretha. Terlihat jelas wanita yang kukagumi begitu takjub kepada pria tengik itu. Aku mah apa atuh. Cuma tukang makeup keliling doang. “Kau masih ingat dengan janjiku?” “Janji yang mana ya? Kau kebanyakan janji sih tapi nggak ada yang kau tepati.” “Sebelum kita berpisah, aku pernah janji ketika aku sukses dengan caraku sendiri aku akan menyatakan cinta ke kamu. Ingat? Nah, sekarang aku ingin menunaikan janji itu ke kamu. Maretha Agnia aku mencintaimu, jarak dan waktu takkan sanggup menghapus namamu dari hatiku, maukah kau jadi belahan jiwaku.” Mata Maretha semakin berbinar. Bahkan di sudut matanya ada cairan bening menandakan dia terharu. “Siapa sih cewek yang sanggup menolak cinta pria tampan sekaligus sukses seperti kau?” Terjawab sudah rasa penasaran bersarang di otakku. Aku melesat pergi jauh dari tempat ini. Hatiku tak sanggup lagi melihat kemesraan mereka. Sudah bisa dipastikan Maretha menerima cinta pria tengik itu. Ting! Ponsel pintarku berbunyi tanda ada pesan whatsapp. Bunyi tersebut membuyarkan seluruh lamunanku. Aku melirik layar, ternyata pesan whatsapp dari Maretha Agnia. “Ngapain lagi sih dia WA gue? Mau pamer jadian ma cowok tengik itu? Bikin makin nyesek aja,” gerutuku. Satu sisi aku penasaran Maretha mengirim pesan apa ke aku? Rasa penasaran yang tingkat dewa sejenak menyingkirkan rasa perih di hati. Kusentuh icon whatsapp untuk membaca pesan dari Maretha. “Hey, apa kabar? Lagi ngapaian?” Tanganku gatel ingin balas pesannya menggunakan kalimat, “Kabar gue buruk gara2 lu jadian sama cowok tengik itu.” Tapi urung kulakukan. Hingga akhirnya aku membalas pesannya menggunakan kalimat lain. Kabarku baik kok. Kau sendiri apa kabar? Aku sengaja pura-pura tak tahu bahwa dia sudah jadian dengan cowok itu biar sekalian mengetes Maretha Agnia termasuk cewek jujur atau pembohong. Aku menahan kantuk demi chat dengannya. Cling! Muncul balasan dari Maretha. Alhamdulillah baik. Aku : Btw tadi siang kau kemana? Ngisi seminar lagi kah? Maretha : Tadi siang aku ke Chanticleer, Wayne, Pensylvania. Aku suka banget tempat itu, di sana bisa membuat hatiku tenang. Mungkin efek dekat bunga. Eh, dia kebetulan ketemu sahabat SMP-ku. Penampilannnya dah banyak berubah, dia dah mapan. Dan dia menyatakan perasaan ke aku. Sorry ya aku curhat. Soalnya ntah kenapa aku merasa nyaman curhat sama kamu. Aku : Terus kau nerima cinta dia? Maretha : Aku nggak bisa nerima cinta dia, soalnya aku lebih nyaman sahabatan sama dia. Aku melonjak kegirangan. Setidaknya muncul harapan mendapatkan cintanya. Ingin aku menanyakan pada Maretha tentang tipe cowok idamannya, namun keraguan menyelinap di relung hati. Takut pertanyaanku itu membuat dia menjauhiku. Rasa penasaran mengalahkan keraguanku. Aku : emang tipe cowok idamanmu gimana? Maretha : Yang memiliki senyum manis, nyambung diajakin ngobrol, dan bisa menciptakan chemistry di hati. Huff, aku mendesah napas berat. Tipe cowok idaman Maretha lumayan susah. Tapi bukan Gerhard Errando namanya kalau tak bisa mendapatkan apa yang kumau. Sesuai makna nama, aku dilahirkan untuk berjuang. Salah satunya berjuang mendapatkan cinta Maretha. “Maretha, tunggu aku di hatimu ya.” Kusesali dirimu mengapa tak di sisiku Aku rindu Kusesali mengapa dia yang berhak atas kucinta Sesungguhnya kutak rela Andai engkau ada di sini Ku kan selalu menjaga dan mencintamu Andai kau tercipta untukku Kan kurangkai kisah terindah hanya untukmu Oh haruskah kumenunggu Sampai waktu kan berpihak kepadaku Demi cintaku. Jika beberapa jam yang lalu lagu yang pas menggambarkan suasana hatiku, lagu Numata judul Lebih dari Diriku kini lagu yang pas adalah lagu Warna dengan judul Kisah Terindah. Aku rela menunggu waktu walau seribu tahun lamanya agar bisa mendapatkan cinta Maretha.